Label

Rabu, 16 Februari 2011

hujan

renyah suara gemericik hujan membasahi sebagian diri
masih menari - nari ditengah derasnya
menikmati sebagiannya yang terlanjur menjadi penyejuk hati
merdu angin membayung lembut di tengah tarian panjangku
tak ingin pergi berlindung dari tetesannya, meski tubuh telah menggigil
aku hanya ingin menikmati dinginnya,
aku hanya ingin sentuhan derasnya,
aku hanya ingin tetap disini
aku tak ingin pergi, meneduhkan asaku yang terlanjur membara dalam tetesannya
aku ingin bersamanya
hujan...

Kamis, 10 Februari 2011

MENCARI ISTRI HEBAT

Pernahkah kalian mendengar kriteria istri idaman dari tuturan para bujangan ? tentu sering. dan barangkali kita terbiasa menyimak betapa panjang kriteria yang dirancang. sampai sampai kalian bisa mengomel didalam hati,apa memang ada yang demikian sempurna didunia.

termasuk hal yang manusia jika seseorang mendambakan pasangan hidup yang terbaik. namun tidak lagi manusiawi jika menuntut kesempurnaan pada insan yang serba lemah. begitu banyak orang yang terobsesi mencari keuntungan dari kelebihan potensi pasangan hidup. hanya orang orang pilihan yang justru menancapkan azzam bertekad memberikan dan membina yang terbaik bagi pasangan cintanya.

sebab kita terbiasa hidup save, cari langkah aman dan jarang mau berjuang untuk menciptakannya. ketika impian itu dibiarkan menggunung, saat beradu dengan realita semuanya runtuh menimbun si pemimpi. dia adalah pria biasa yang luar biasa dengan menopang pada kehebatan istrinya.

LELAKI HEBAT BUKANLAH YANG BERHASIL MENGGAET PEREMPUAN HEBAT SEBAGAI PENDAMPING HIDUPNYA. KEHEBATANNYA TERUJI DAN DIAKUI KETIKA BERHASIL MEMBINA WANITA BIASA BIASA SAJA MENJADI LUAR BIASA SETELAH MENJADI ISTRINYA.

Kalau yang direbut perempuan hebat, berarti bukan dirinya yang luar biasa tetapi istri memang sudah hebat. dalam hal ini, ia tak lebih memakai barang jadi yang sempurna cetakannya

pernikahan adalah ladang ibadah. maka suatu urusan yang sia - sia sibuk menghitung untung rugi mempersunting seorang muslimah. jika dia berkualitas baik, maka semoga dengan pernikahan barakah imannya dan iman kalian semakin bertambah. bila ia memiliki banyak kekurangan, jadikan pernikahan baginya gerbang menuju harkat tertinggi sebagai muslimah sholehah.

wanita biasa menjadi luar biasa tidak terlepas dari kerja keras penuh ketulusan. juga menjadi prestasi cemerlang seorang lelaki sejati. lebih hebat lagi bila kekurangannya justru menjadi potensi gunamelejitkan diri.

Dewi hughes mempunyai postur tubuh yang sangat subur. jarang sekali wanita mendambakan bodi super seperti itu. tetapi dia mempunya rasa percaya diri dan semangat untuk maju dengan potensi diri yang tersedia. dia menjadi presenter terkenal dan duta PBB untuk kemanusiaan. anti perdagangan wanita dan anak anak. belakangan ia mendapat penghargaan prestisius sebagai hero pada bidang yang digelutinya.

seburuk apapun kondisi,pasti ada potensi emas yang terkubur dan belum diolah maksimal. maka islam melarang membenci secara berlebihan, sebab akan ada hal baiknya yang belum terangkat. harta karun itulah yang harus digali oleh suami. selanjutnya nantikan kehadiran istri yang amat cemerlang.

harapan yang terlalu idealis selalusulit menemukan jati diri pada realita. termasuk khayalan mempunyai istri hebat yang jago dalam segala hal. seolah olah dengan menikai perempuan berjilbab semua pasti beres. ibadahnya tentu cap jempol, cerdas dibawa bertukar pikiran, terampil urusan sumur, dapur hingga kasur.

NO BODY PERFECT. ketidaksempurnaan mulai mengapung saat gerbang rumah tangga mulai terkuak. istri ternyata bukan khadijah yang kaya, sabar, dan tegar. Bukan pula aisyah yang cantik, lincah, cerdas dan enerjik. bukan pula Fathimah yang lembut, santun dan penuh pengabdian.

ISTRI TETAP DIRINYA SENDIRI DENGAN SEGALA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN YANG HARUS DIHORMATI. ANDAIKAN ADA YANG DEMIKIAN SUPER HEBAT, LANTAS APALAGI PERAN SEBAGAI SUAMI DALAM MEMBIMBING ISTRI ?

diantara tugas suami sebagai QAWWAM adalah mencetak pribadi unggulan pada istrinya. proses jauh lebih berharga dari pada hasil. maka kesungguhan istri merevolusi diri adalah suatu hal besar yang harus dihargai apapun hasilnya.

jangan membuat angan angan yang menikam perasaan sendiri. sebab, tuntutan akan kesempurnaan terhadap pasangan merupakan perilaku diluar kemanusiaan. kesungguhannya menempuh proses menjadi insan bertaqwa patut dihargai, tidak perlu dipaksa menjadi manusia tanpa cela.

Wallahua�lam, semoga Allah mengampuni saya jika karena pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya menulis, berbuat dan berbicara salah.

sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

HUBUNGAN YANG INDAH

Duhai indahnya……….

Islam mengajarkan pola pola hubungan yang sangat indah dan menawan tentang lelaki dan perempuan. Ia memerintahkan keduanya untuk saling berinteraksi, berhubungan dan memberikan manfaat satu sama lain. Keduanya diperintahkan untuk bergerak seirama dengan irama semesta, melakukan putaran yang sama dilakukan oleh jagat raya. Keduanya disuruh untuk menjaga dan memelihara orkesra ini.

Lelaki itu itu ibarat langit, sedangkan perempuan ibarat bumi. Keduanya mesti “MENIKAH”. Langit memanjakan bumi dengan curahan hujan kasih saying, dan bumi melahirkan tetumbuhan, memelihara dan membesarkannya. Langit memandang bumi lewat matahari yang benderang, atau bulan yang bercahaya dengan pandangan yang berbinar binary, tidak ketinggalan langit mengerdip ngerdipkan matanya melalui bintang gemintang malam. Langit tidak pernah membiarkan bumi tanpa teman, walaupun sekejap. Ia selalu menciptakan interaksi dan menjaga keberlangsungannya. Tidak kalah, bumi pun melambai lambaikan tangan halusnya melalui dedaunan dan dahan dahan pepohonan diterpa semilir angina sepoi sepoi.

Saat kerinduan bumi makin memuncak, ia gerakkan pepohonan untuk menari nari dengan gerakan cepat dan meliuk liuk, diiringi musik angina kencang yang berhembus. Pada saat yang sama, langitpun berteriak – teriak , memanggil manggil bumi dengan guruh yang riuh atau guntur yang menggeleggar, lalu mengirimkan magnet yang memikat melalui kilatnya yang menyambar – nyambar. Ketika keduanya telah saling bertemu, langit menangis bahagia mengguyurkan hujan air matanya kepada bumi, sementara bumi dengan tenang menerima anugerah yang diterimanya dari sang langit, sebelum akhirnya menyebarkan hasil anugerah itu kepada semua makhluk yang menghuninya.

Langit dan bumi selalu bertemu ; yang satu mencari yang lainnya dicari , yang satu mencinta yang lainnya dicinta. Dan tak pernah pecinta mencari tanpa dicari pula oleh kekasihnya. Apabila kilat cinta telah membakar hati yang satu maka dalam hati yang lain telah bersemayam cinta yang penuh gelora. Sebagaimana apabila Cinta kepada Allah telah membara dalam relung hati seseorang, maka pasti Dia telah mencintainya. Sebab Allah telah menakdirkan bahwa takkan tercipta bunyi tepukan hanya dari sebelah tangan. Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan pasangannya ; Dia telah menjadikan manusia untuk saling mencinta. Dia telah menetapkan adanya pecinta dan kekasih, perindu dan terindu, pencari dan tercari…..

Langit adalah ibarat lelaki. Dan bumi adalah ibarat perempuan. Keduanya sejoli yang tak terpisahkan. Keduanya saling membutuhkan. Langit memberikan kebaikan dan bumi memupuk, memelihara dan menyebarkannya. Apabila bumi kekurangan panas, langit mengirimkan matahari. Jika ia kehilangan embun dan kesegaran, langit menggelilingi bumi laksana seorang suami yang mencari nafkah demi isterinya. Sedangkan bumi berputar, sibuk mengurusi rumah tangganya, membersihkan dan memperindah perkarangan rumah, serta merawat dan menyusui anak anak yang lahir,

Langit dan bumi tidak dapat dipisahkan. Tanpa bumi, bagaimana mungkin bunga dan pepohonan dapat tumbuh dan berkembang ? tanpa bumi, air dan panas yang telah dikirimkan takkan bermakna apa-apa. Karena keduanyalah terjadi kelahiran dan pembiakan. Langit dan bumi sepertinya berlawanan, yang satu diats dan lainnya dibawah. Yang satu luas dan besar dan yang lainnya kecil. Padahal keduanya saling menyempurnakan, saling memelihara eksistensi masing2. takkan ada langit jika tidak ada bumi, demikian pula sebaliknya.

Bagaikan malam dan siang, yang secara lahir nampang bertentangan yang satu hitam dan gelap yang lainnya bersinar dan terang padahal keduanya saling memerlukan untuk menuju satu tujuan, karena keduanyalah ada sesuatu yang bernama hari, keberadaan yang satu menyebabkan adanya yang lain; hilang yang satu, hilang pula yang lainnya takkan pernah ada siang jika tidak ada malam.

Begitulah…. Dan inilah yang dinamakan pernikahan. Pernikahan yang suci. Bukan semata sebagai kontak dan kontrak seksual, melainkan pernikahan yang sesuai dengan gerak ritmis Rabbani. Dan dari pernikahan ini pula akan lahir mujahid mujahidah pilihan dan manisfestasi manisfetasi Rabbani.

Islam sangat menganjurkan pernikahan. Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa pernikahan adalah sunnahnya ; siapa saja yang membencinya maka beliau tidak mengakuinya sebagai umat. Setiap pemuda yang telah siap diharuskan untuk bersegera menikah.

Dengan menikah, kata Imam Al-Ghazali hati menemukan kelegaannya, melalui kedekatan dan kemesraan bersama istri atau suami. Hati yang lega akan meningkatkan hasrat untuk memuji, memuja dan memasrahkan diri kepada Illahi. Seseorang akan merasakan betapa Mahakasihnya Allah, betapa Penyayang dan Penguasanya DIA yang telah menciptakan dan mengatur hubungan hubungan yang indah ini. Ia akan mudah memahami dan menaiki berbagai anak tangga syukur. Sesuatu yang tidak bisa dimenegerti oleh mereka yang tidak menikah.

Hati yang lega diinginkan setiap orang. Tapi kelegaan tidak bisa didapatkan dengan diam. Ia harus dicari. Dan itu bisa didapatkan diantaranya dengan beristeri atau bersuami. Ali bin Abi Thalin dalam kesempatan berkata :” Janganlah kau hilangkan istirahat dan kelegaan sepenuhnya dari hati, agar hatimu tidak menjadi buta.

Ibnu Arabi menegaskan bahwa kesempurnaan manusia terletak dalam kepasrahnannya kepada Allah. Setiap kebaikan yang positif selalu dimulia dari penghambaan kepada-Nya.

Pernikahan adalah sebagian dari agama karena dengan pernikahan seseorang akandapat merasakan keindahan dan kasih saying Allah. Bahkan dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Pernikahan adalah separuh agama.

Karena alasan ini pulalah, saat kedua istrinya meninggal karena wabah penyakit, Mu’adz bin jabal berkata, “ berikanlah kepadaku seorang istri, agar aku tidak mati dalam keadaan membujang” Muadz bin jabal adalah seorang sahabat yang pernah diutus oleh Nabi untuk menyebarkan islam diyaman.

Ya inilah sebuah hubungan yang sangat indah dan menawan……. PERNIKAHAN….

So yang belum menikah….??? Maka……………

sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

YANG ROMANTIS TAK HARUS MELANKOLIS

Raja Edward VIII, memerintah Inggris pada Januari 1936, tercatat pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita yang telah menikah, namanya Nyonya Wallis Warfield Simpsom. Karena percintaan itu, Raja Edward VIII memutuskan untuk turun tahta dan meninggalkan Inggris. Ia mengatakan :” saya kira, mustahil bagi saya menjalankan tugas tugas sebagai raja, tanpa bantuan dan dukungan wanita yang saya cintai.”

Mungkin kita akan mengatakan bahwa Sang Raja sangat konyol, tidak bertanggung jawab dan menggabaikan hak hak rakyat hanya untuk cintanya kepada seorang wanita. Sebagaimana lukisan saja Al Hikam bin Hisyam Bin Abdurrahman Ad-Dakhil ketika menjadi Raja Andalus.

karena cintanya dia menjadi hamba

padahal sebelumnya dia adalah raja

kegarangan istana tiada lagi menyertai

dia dipuncak gunung menyendiri sendiri

pipi tertempel ditanah berdebu

seakan bantal bantal sutra untuk bertumpu

begitulah kehinaan menimpa orang merdeka

jika cinta melanda dia laksana hamba sahaya

begitulah sejarah telah mencatat bahwa cinta memiliki energi yang luar biasa. Ia juga memiliki daya pengaruh yang susah untuk dibendung. Banyak orang orang besar tergelincir karenanya. Akan tetapi, haruskah demikian keadaannya ? tidak. Sebab, ada sebagian yang lain, yang mampu menjadikan energi cinta menjadi daya dorong luar biasa untuk kebaikan.

Hubungan antara suami istri yang terjalin sangat romantis, tidak dengan serta merta menjadi penyebab untuk melupakan tanggung jawab yang diamanahkan. SIKAP ROMANTIS tentu TIDAK identik dengan PENGKERDILAN JIWA, ketika seorang suami harus MENANGGALKAN beban beban amanahnya hanya untuk MEMPERTURUTKAN KEMANJAAN SEORANG ISTRI. Disinilah kemampuan untuk menimbang menjadi penting dimiliki.

Oleh karena itu, ketika Abdullah bin Abu Bakr Ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu terlalu melankolis dalam mencintai istrinya, Atikah Binti Zaid, Abu Bakar menyuruh anaknya itu untuk menceraikan istrinya dengan sekali talak. Alasan sang ayah dapat diterima, Abdullah dianggap keterlaluan. Ia sering meninggalkan shalat berjamaah hanya karena enggan berpisah dari Atikah barang sesaat. Begitu laranya perpisahan itu sehingga Abdullah merangkum gejolak jiwanya dalam bait bait sajak.

aku tak melihat sepertiku yang tega menceraikannya

tidak pula dirinya yang rela dicerai tanpa dosa

dia mempunyai akhlak yang baik dan kelembutan

akhlak yang lurus didunia dan dihari kemudian

Inilah pekerjaan yang terbilang rumit. Menimbang dan menyeimbangkan kebutuhan jiwanya dengan tuntutan amanah yang harus diselesaikan. Seorang suami tentu akan merindukan suasana ketika ia menyerap energi kelembutan yang dipancarkan sang istri. Ia mungkin membutuhkan kasih sayang, cerita dan cengkrama bersama kekasihnya. Namun, pada saat yang bersamaan ternyata ada panggilan lain yang mengharuskan kalian meninggalkan untuk sementara kekasih kalian.

Itulah yang kami alami diawal pernikahan, ketika kami tengah asyik berbincang tentang banyak hal : sejak dari keluarga, dakwah sampai usaha, ditengah situasi yang dirindukan suami saya harus i meninggalkan saya kembali menjalani aktivitas dakwahnya disamping pendamping dakwah yang lain (istri) di tempat yang lain. Suami saya menatap saya dalam senyum kehangatan menghapus raut kecewa di wajah saya. Sambil berucap :” Dek, perpisahan hanya sementara. Pertemuan abadi lah yang kita dambakan. Berkumpul bersama dengan mas, ummi dan anak anak di jannah-Nya kelak. Mari kita sandarkan kerinduan kita pada-Nya. Pada yang memberi rindu,pada Yang Menciptakan Cinta. Tersenyumlah mujahidahku, pendamping dakwahku. sekarang ikhlaskan suamimu berangkat menyongsong tantangan dakwah didepan sana dengan senyum dan doa dari seorang istri sholehah “….

Beberapa bulan kemudian suami saya kembali menjalankan dakwah di tempat saya. Meninggalkan mujahidah lainnya di tempat lain dan pasti dengan segala kerinduan yang sama.

……… Aku menunggu kepulangan dan janji janji sore. Aku tidak menunggu kereta datang membawa secercah harap……

Sajak siapa ?” Tanya suamiku.

Aminah Quthb,” Kataku lirih

Sajak ini dibacakan oleh Aminah Quthb ketika ia merindukan suaminya. Kamal Sananiri, tatkala ia dipenjara dan disiksa rezim tiranik Mesir dan akhirnya syahid disana. Aminah berbelasungkawa dan menulis sajak diatas. Sajak yang mengekspresikan pilihan saya “Mengalah” oleh tugas mulia yang harus suami saya lakukan.

Kalian harus belajar untuk tetap berlaku romantis dihadapan istri, karena ia merupakan kebutuhan jiwa. Namun disisi lain, kalian harus sanggup mempertajam pertimbangan rasionalitas kalian agar tidak larut dalam SIKAP KEMANJAAN yang melenakan dihadapan istri. Dibutuhkan persenyawaan antara dorongan cinta dan tuntutan tugas, agar keduanya tidak saling mengkerdilkan dan memandulkan.

KUNCI PERSENYAWAAN itu adalah KOMUNIKASI yang terjalin baik. Masing masing harus menyadari seberapa besar dorongan itu harus dipenuhi. Ujian untuk semua itu terjadi pada peristiwa bertemunya panggilan tugas dengan kebutuhan kalian untuk bersama kekasih. Saat itulah sering terjadi tarik menarik yang dahsyat. Apakah segera beranjak pergi untuk memenuhi tugas atau tetap bertengger DALAM KEMANJAAN SEORANG ISTRI.

Itulah sebabnya Rasulullah tertegun begitu melihat tubuh Hanzhalah yang terbujur di Uhud. Bekas air terlihat disekitarnya.”Saudara kalian dimandikan para malaikat. Cobalah tanyakan kepada keluarganya kenapa bisa demikian ?”

Beberapa sahabat bertanya kepada istrinya , jamilah binti ubai bin salul. Ternyata mereka adalah pengantin baru. Malam ketika terjadi panggilan perang adalah malam pertama bagi hanzhalah dan jamilah.” Ia keluar dari kamar ketika mendengar panggilan jihad, padahal ia masih dalam keadaan junub.” Kata istrinya.

“itulah yang menyebabkan para malaikat memandikan jenazahnya.” Komentar Rasulullah.

Pilihan untuk segera memenuhi panggilan tugas akan terasa ringan ketika istri memberikan dorongan untuk berangkat. Akan tetapi, ia akan menjadi ujian berat ketika istri merengek menghalangi keberangkatan. Atau diri kalian sendiri yang merasa BERAT MENINGGALKAN ISTRI.

Kisah orang orang besar selalu memberikan potongan pelajaran bagi kita. Bahwa mereka sanggup melepaskan diri dari godaan godaan ini. Mereka mampu menumpahkan gejolak kerinduan dan syahwat mereka secara ekspresif, tetapi tetap saja mereka menjadi LELAKI PEJUANG bukan LELAKI PECUNDANG. Biasanya mereka menumpahkan kerinduan setelah tugas tertunaikan. Atau mereka mencari waktu dan kesempatan selama tugas untuk berhubungan dengan sang kekasih.mungkin mereka saling berjauhan, tapi kerinduan telah mendekatkan jiwa mereka.

Mereka mampu mengelola kerinduan dengan baik, kerinduan yang berkecamuk dalam tugas tugas besar mereka. Disinilah kita belajar memahami kata kata Abdullah bin Thahir, Gubernur Khurasan . ia pernah berkata kepada anak-anaknya :” Bercintalah agar kalian merasakan keindahan dan jagalah kehormatan agar kalian terpandang.”

Wallahua�lam, semoga Allah mengampuni saya jika karena pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya menulis, berbuat dan berbicara salah

Bandung, In Memoriam

Janganlah terpenjara oleh kemanjaan istri

Janganlah terpenjara oleh kecantikan istri

Janganlah terpenjara oleh keduniawian seorang istri

Sehingga kalian abaikan amanah mulia yang menjanjikan kebahagiaan hakiki.

*******************

Mujahidku… SYAHIDMU adalah MAHAR untukku….


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

ADA CANDA KETIKA MARAH

ajah sang Istri berseri, lalu ia dekati suaminya yang siap pergi.

“Mas, nanti pulangnya jangan malam malam ya, adek siapkan makanan kesukaan mas.”

“Benarkah ?” dengan antusias sang suami merespon. Dan istrinya mengangguk.,mengiyakan sambil tersenyum.sunggingan senyum itu merupakan harapan untuk mengembalikan suasana awal pernikahan mereka dulu. Suami istri itu, terutama sang istri , menginginkan saat saat sebelum anak anak mereka lahir satu persatu.

“Kalau sudah selesai langsung pulang. adek nunggu dirumah, kita makan bareng.”
“Insya Allah.”

Sang suami berangkat dengan dilepas sang istri. Lambaian tangan dan sepotong senyuman mengukir wajah wajah mereka. Ketika hari merangkak petang, sang istri telah selesai menyiapkan hidangan. Ia tata dengan semenarik mungkin. Kini ia tinggal berdandan untuk menyambut suaminya pulang. Ternyata sampai larut malam, sang suami belum juga pulang. Dengan kekesalannya sang istri merebahkan tubuhnya disofa. Namun, tak lama kemudian ia tertidur.

Ia terbangun ketika tangan suaminya menyentuh wajahnya. Permohonan maaf suaminya, ditanggapinya dengan acuh. Ia marah.
“Sudah makan dek ?” Tanya sang suami
“makan aja situ sendiri !”
Sang suami tau istrinya marah. Namun, ia tetap bersikap tenang. Ia menuju meja makan.
“ayo makan barang.”
“makan aja situ sendiri !”
“Mmh, lauknya mana nih ?” Tanya suami pura pura tidak tau
“cari aja situ sendiri !”

Sang suamipun makan. Tengah malam Sang istri terbangun. Ia merasakan perutnya merintih sakit. Buru buru ia menuju meja makan.
“mas, telurnya mana ?kok habis !”
“nelur aja situ sendiri !” mereka pun tak jadi marahan. Mereka tertawa.

Kisah ini sudah lama saya dapatkan dari ustadzah saya. Sampai sekarang masih saya mengingatnya. Menurut beliau itu kisah nyata. Dari kisah tersebut saya mengambil ibrah. Bagaimana ditengah situasi yang semestinya ditanggapi dengan ketegangan kita mampu meredam diri, bahkan melempar joke joke segar. Letupan letupan emosional bukan sesutau yang kita nihilkan dalam keluarga kita. Tentu itu. Pada saat saat tertentu ghadhab atau marah bisa saja muncul, terlebih ketika emosi kita sangat labil. Strategi menahan diri dan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan ketenangan adalah pilihan terbaik.

Jika pasangan kalian tengah mengalami letupan emosional, bersikaplah wajar. Cobalah untuk memahaminya. Dan jangan sekali kali menyerangnya dalam situasi demikian. Yakinlah bahwa cara demikian tidak cukup membantu. Saya terkenang dengan kisah Rasulullah saw. Suatu ketika Aisyah pernah marah dengan Rasulullah dengan mengatakan ,” engkau ini hanya mengaku ngaku saja sebagai nabi.” MEndengar letupan emosi sang istri, suami yang lembut jiwanya ini hanya tersenyum tanpa balik membalas sama sekali.

Dalam situasi marah tidaklah tepat untuk melakukan blaming partner atau menyalahkan pasangan. Rasulullah sendiri lebih memilih untuk diam. Kejadian demikian tidak hanya sekali. Ia berlangsung berkali kali. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bertengkar dengan istrinya, Aisyah putrid Abu Bakar. Waktu itu Abu bakar bertindak sebagai penengah atas perselisihan beliau.

“Bicaralah atau saya yang akan berbicara terlebih dahulu,” kata Rasulullah
“Anda bicaralah dulu ! jangan mengucapkan yang tidakbenar !” kata Aisyah dengan lantang, mendengar kata kata putrinya yang terlalu kasar pada suaminya RAsulullah, Abu bakar lalu menampar muka putrinya hingga mulutnya berdarah. Kemudian Abu bakar berkata :” Aisyah ! engkau ini memusuhi dirimu sendiri. Apakah beliau pernah berkata yang tidak benar

Aisyah lalu berlindung dibelakang Rasulullah.

“Kami tidak mengundangmu untuk melakukan itu, kami tidak menghendaki tindakan seperti itu darimu,” kata Rasul kepada Sahabatnya, Abu Bakar.

SUBHANALLAH. Teramat indah untuk menelusuri kepribadian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai seorang suami. Sangat mempesona dan mengagumkan, tetapi begitu susah jiwa ini untuk meniru dan meneladaninya. Lihatlah bahwa letupan letupan emosi dapat muncul dalam keluarga Rasul sekalipun. Karena, ia memang menjadi sesuatu yang natural bisa terjadi.

Persoalan terletak pada bagaimana kita menghadapinya. Terus terang, saya masih belajar untuk meneladani kisah kisah yang menginspirasi diatas. Kadang kala saya berhasil menciptakan suasana itu, tetapi beberapa yang lain, saya merasa belum berhasil. Bersikap tenang, tidak melakukan blaming partner, bahkan mendahului untuk meminta maaf, atau menyisipkan canda canda segar ditengah kemarahan pasangan kita, sehingga ia luluh, bukanlah persoalan mudah. Namun, saya yakin bukan berarti pula ia tidak mungkin dilakukan.

Bagi saya , belajar mendengar letupan emosi kekasih kalian adalah pekerjaan besar para pejuang yang memiliki kebesaran jiwa.

Wallahua�lam, semoga Allah mengampuni saya jika karena pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya menulis, berbuat dan berbicara salah.

sumber tulisan : www.ainulmardiyah.abatasa.com

SURAT TERBUKA DARI ISTRI YANG DICINTAI

Kuuntai kalimatku dengan goresan pena ini, untukmu, suamiku yang kucintai, semoga engkau lebih berbahagia.

Membaca suratmu, wahai suamiku, menjadikan aku ingat masa lalu. Aku merasakan makna kalimat-kalimatmu sebagaimana aku rasakan tatkala engkau sampaikan kalimat-kalimat itu saat kita baru memulai hidup bersama dahulu. Kini, setelah semua berlalu, dan setelah aku hampir terlupa akan kalimat-kalimat itu, engkau goreskan kalimat itu untuk kedua kalinya. Kusampaikan jazakallohu khoiran, Suamiku, atas kebaikanmu, dan atas perhatianmu kepadaku, istrimu.

Suamiku yang kucinta…

Mungkin engkau telah begitu sering sering mendengar kata-kata permintaanku. Namun, aku berharap engkau takkan jemu menanggapinya. Saat ini pun, aku katakan padamu, wahai suamiku, bantulah aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu. Bantulah aku menjadi salah satu dari keempat kebahagiaan hidupmu. Bila engkau meminta agar aku membantumu untuk memperbaiki akhlak dan pergaulanmu kepadaku, maka lebih dari itu, aku begitu berharap engkaulah orang yang akan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia bersamamu.

Suamiku, jika engkau bersungguh-sungguh mengatakan kepadaku apa yang engkau goreskan itu, maka lebih dari itu, aku pun berharap engkau lebih bersungguh-sungguh membimbing, mengayomi, dan menyertakanku dalam seluruh kebaikanmu. Aku ingat nasehat emas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meski itu lebih tepat disebut peringatan. Peringatan bagiku sebagai seorang istri, yang tentunya perlu engkau tahu, meski aku kira engkau pun telah mengetahuinya. Aku ingat saat beliau shalallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan seorang wanita sebagai istri sepertiku dengan sabdanya shalallahu ‘alaihi wasallam,

فَا نْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَاءِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَ نَارُكِ

“Maka perhatikanlah, wahai si istri, bagaimana kalian mempergauli suamimu. Sesungguhnya ia adalah surga atau nerakamu.” [HR. Ahmad 4/341 dan 6/419, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami 1509 dan ash-Shohihah 6/220.]

Begitu jelasnya makna nasihat beliau itu, dan begitu tegasnya pernyataan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan goresan pena kita ini, semoga engkau tahu, wahai suamiku, bahwa aku begitu sangat berharap surga dan tidak ingin terjebak ke neraka sementara aku punya engkau, suamiku. Aku tahu engkau berarti surga, juga berarti neraka bagiku. Namun, aku berharap engkau mau mengerti bahwa aku tidak menginginkan neraka. Engkau pun pasti juga begitu. Maka, bantulah aku, suamiku.

Suamiku, tentunya engkau tahu bahwa jalan menuju surga tidaklah mudah. Namun aku berharap jalan itu akan dipermudah bagiku. Aku berharap jalan surgaku akan dengan mudah kutelusuri bersamaan dengan tetap adanya aku di sisimu. Apakah engkau paham maksudku, suamiku? Aku hanya ingin mengatakan satu pintaku: buatlah aku mampu melakukan apa pun yang membuatmu ridho kepadaku, sebab dengan begitu Allah pun akan meridhoiku.

Sebaliknya, belokkanlah langkahku bila aku melakukan sesuatu yang membuat Allah memurkaiku sehingga engkau pun murka kepadaku. Karena kau tahu aku begitu lemah untuk bisa menunaikan seluruh hak-hakmu. Bahkan tiada mungkin aku menunaikan seluruhnya sebab begitu agung dan tak terhingga hak-hakmu. Bukankah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menegaskan:

حَقُّ الزَّوْجِ عَلَى زَوْ جَتِهِ أَنَّ لَوْ كَانَتْ بِهِ قُرْ حَةٌفَلَحِسَتْهَا مَا أَدَّتْ حَقَْهُ

“Hak seorang suami yang harus ditunaikan oleh istri itu (nilainya begitu besar), sehingga seandainya suami terluka bernanah di badannya, lalu istrinya menjilatinya pun belum dinilai ia telah menunaikan haknya. [HR. Hakim dalam al-Mustadrok 2717 dan beliau mengatakan hadits ini sanadnya shohih, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami 3148]

Rasanya, sangatlah berat bagiku untuk meraih surga itu. Mengingat betapa untuk menunaikan hak-hakmu saja begitu berat bebannya kurasa.Maka, aku hanya ingin engkau menunaikan sebagian saja dari hak-hakku agar aku bisa menunaikan hak-hakmu dengan seimbang. Semoga engkau mengerti ini, dan semoga engkau sudi menerimanya, istrimu yang lemah ini. Karena aku tahu, seperti engkau juga telah tahu, bahwa Allah Ta’ala tidak mewajibkan kepadamu selain sebagian hak-hakku semata. Bukan seluruh hak-hakku harus engkau tunaikan sehingga betapa akan semakin berat kiranya aku menunaikan hak-hakmu.

Suamiku, sejujurnya aku katakan bahwa kebahagiaan rumahku adalah tanggung jawabku. Menyambutmu dengan senyuman adalah rutinitas keseharianku. Ketenanganmu begitu membahagiakanku. Aku sangat suka kesuksesanmu meski hanya dengan sedikit bantuanku. Saat kutahu apa maumu, begitu ringan hidupku. Semuanya kulakukan karena aku merasa seandainya aku tidak melakukannya, hak-hakmu yang mana lagi kiranya yang kuasa kutunaikan. Maka pintaku, bantulah aku, suamiku.

Suamiku, aku tahu, sebagaimana engkau pun tahu, shalat adalah sebuah kunci surga bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk bisa bersama-sama menunaikannya dengan baik dan diterima oleh-Nya Ta’ala.

Aku pun tahu, sebagaimana engkau juga tahu, puasa Romadhan adalah satu kunci surga yang lain bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk bisa bersama-sama menunaikannya dengan baik, dan semoga ibadah kita diterima oleh-Nya.

Aku tahu sebagaimana engkau juga tahu, bahwa ragaku ini, diriku ini, hanya halal buatmu seorang. Maka pintaku, berilah aku sesuatu yang halal yang bisa kunikmati sebagai nafkah lahir dan batinku. Bantulah aku berlaku pintar menunaikan hakmu, sebagaimana aku akan berusaha menjadikanmu pandai berbaik-baik kepadaku. Dengan begitu, aku berharap agar kita berkesempatan bersama menggapai ridho-Nya.

Aku juga tahu, sebagaimana engkau juga telah tahu bahwa menaati perintah dan ajakanmu melakukan apa pun yang Allah ridhoi adalah salah satu kunci surga yang lain bagiku. Maka pintaku, bila aku tidak kuasa melakukannya, janganlah engkau murkai kekuranganku tapi perintahlah aku dengan sesuatu yang lain yang aku kuasai melakukannya. Dan bila aku telah kuasa melakukan apa yang engkau perintahkan, dan aku telah memenuhi ajakanmu, janganlah lupakan Dzat Yang Maha Kuasa di atas sana.

Bersyukurlah kepada-Nya sebelum kau ucapkan kata terima kasihmu padaku. Dengan begitu, aku berharap ridho-Nya dan juga ridhomu. Karena aku berharap surga-Nya. Semoga engkau memahami ini, suamiku.

Seandainya ada tinta emas dalam pena kita ini, tentu aku akan tuliskan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ini sebagai syi’ar yang lebih berarti bagiku, dan semoga akan selalu kita baca dan kita tunaikan bersama. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَ صَا مَتْ شَهْرَهَا وَ حَفِظَتْ فَرْ جَهَا وَأَطَا عَتْ زَوْ جَهَا قِيلَ لَهَا ادْ خُلِي الْجَنَْةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِءْتِ

“Jika seorang istri telah baik shalat lima waktunya, telah baik puasa (ramadhannya), telah baik dalam menjaga farjinya, telah baik ketaatannya kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: “Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana pun yang kau suka”.” [HR. Ahmad 1573, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami 660]

Suamiku, jujur aku katakan, bukan aku belum pernah mendapati bantuanmu. Bukan. Bukan aku belum pernah mendapati engkau penuhi pintaku. Bukan. Namun aku bersyukur kepada Allah Ta’ala, selanjutnya kepadamu, atas semua yang telah engkau berikan sebagai kemudahan bagiku menuju ridho-Nya dan ridhomu. Aku hanya berharap menjadi istrimu yang akan menyenangkanmu di dunia juga di akhiratmu. Bantulah aku, semoga Allah memberkahi kehidupan rumah tangga kita.

Dari yang mencintaimu, istrimu.


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

5 MENIT BERSAMA BIDADARI

Mau nikah ? ntar dulu, siapa calonnya ? cantik gak ? gantengnya seperti siapa ? udah kerja belum ? anaknya orang kaya ya ? tinggi badannya setara gak ? bodinya gimana ? umurnya sudah tua ya ? sudah sarjana ?

Sahabat pertanyaan-pertanyaan yang sangat fisikal dan duniawi sekali ini sering menghantui para gadis dan pemuda masuk ke jenjang pernikahan yang sangat dianjurkan untuk disegerakan pelaksanaannya ketika nafsu sudah bergolak tak terkendali.

Mereka lebih senang melampiaskan nafsunya dengan permainan-permainan yang dibuat oleh Setan yang sekilas begitu indahnya namun akan berujung kepada kehinaan dan kesengsaraan yang berlarut-larut dalam hidupnya. Dan jadilah ia Pengikut Setan yang sebenar-benarnya, na’udzubillahi min dzalik

Jarang sekali para gadis atau pemuda atau bahkan orang tua yang mempertanyakan kepada calon pasangan, bagaimana baca Qur’annya ? Sholat 5 waktunya tepat waktu ? suka Sholat lail ? suka Puasa Sunnah ? Akhlahnya bagaimana ? Belajar Agamanya dimana ?

Cobalah kita fikir dan renungkan firman Allah berikut ini :

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KURNIA-NYA. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (An-Nuur 24:32-33)

Ingat Sahabat, Nikah dan menikahkan bukan urusan personal belaka tetapi merupakan kewajiban sosial, ketika kita melihat anak kita, saudara kita, orang-orang disekitar kita sudah waktunya menikah tetapi masih ragu bahkan takut menikah atau kesulitan mencari jodohnya, maka kewajiban kita membantu memudahkannya sesuai kemampuan kita.

Namanya Aini. begitu saya biasa memanggilnya. Salah satu "adik" terbaik yang pernah saya miliki, yang pernah saya temui dan alhamdulillah Allah pertemukan saya dengannya.

Seharusnya 20 Nopember nanti genap ia menginjak usia 37 tahun. Beberapa tahun bersamanya, banyak contoh yang bisa saya ambil darinya. Kedewasaan sikap, keshabaran, keistiqomahan, dan pengabdian yang luar biasa dalam meretas jalan dakwah . Seorang Penggerak dakwah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki prasangka baik yang teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu amanah saya terberat, ketika memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang pernikahan.

Ketika beberapa gadis lain yang lebih muda usianya melenggang dengan mudahnya menuju jenjang pernikahan, maka Aini ,Allah taqdirkan harus terus meretas kesabaran. Beberapa kali saya berikhtiar membantunya menemukan pemuda shalih, tetapi ketika sudah memulai setengah perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu, tidak pernah ada protes yang keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang pemuda begitu " lemahnya " hingga tidak mampu menerjang berbagai penghalang ? Atau ketika masalah fisik, suku, serta terlebih usia yang selalu menjadi kendala utama seorang pemuda mengundurkan diri , Aini pun tidak pernah mempertanyakan atau memprotes " kenapa pemuda sekarang seperti ini ?

Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka ataupun tutur katanya. Kepasrahan dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu indah terlukis dalam dirinya.

Hingga, akhirnya seorang pemuda shalih yang dengan kebaikan akhlak serta ilmunya, datang dan berkenan untuk menjadikannya seorang pendamping. Tidak ada luapan euphoria kebahagiaan yang ia tampakkan selain ucapan singkat yang penuh makna "Alhamdulillah..jazakillah saya sudah membantu...mohon doa agar diridhai Allah "

Alhamdulillah , Allah mudahkan proses ta’arauf serta khitbah mereka, tanpa ada kendala apapun seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Padahal pemuda shalih yang Allah pilihkan tersebut berusia 8 tahun lebih muda dari usianya.

Berkomitmen pada sunnah Rasulullah untuk menyegerakan sebuah pernikahan, maka rencana akad pun direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan dengan selesainya adik sang pemuda menyelesaikan studi di negeri Mesir.

Namun , Allah lah Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan..

2 minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun datang. Usai Aini mengisi sebuah kajian , motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak kontainer didepannya. Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang ICU. 2 hari setelah peristiwa itu, Rumah sakit yang menanganinya pun menyatakan menyerah. Tidak sanggup berbuat banyak karena kondisinya yang begitu parah.

Hanya iringan dzikir disela-sela isak tangis kami yang berada disana. Semua keluarga Aini juga sang pemuda pun sudah berkumpul. Mencoba menata hati bersama untuk pasrah dan bersiap menerima apapun ketentuanNya. Kami hanya terus berdoa agar Allah berikan yang terbaik dan terindah untuknya. Hingga sesaat, Allah mengijinkan Aini tersadar dan menggerakkan jemarinya. Ya Rabb...sebait harapan pun kembali kami rajut agar Allah berkenan memberikan kesembuhan, walau harapan itu terus menipis seiring kondisinya yang semakin melemah. Hingga kemudian sang pemuda pun mengajukan sebuah permintaan kepada keluarga Aini.

" Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan setengah Agamanya ini. Jika Allah berkehendak memanggilnya, maka ia datang menghadap Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah Rasulullah..."

Permintaan yang membuat kami semua tertegun. Yakinkah dia dengan keputusannya ?

Dalam kedaaan demikian , akhirnya 2 keluarga besar itupun sepakat memenuhi permintaan sang pemuda.

Sang bunda pun membisikkan rencana tersebut di telinga Aini. Dan baru kali itulah saya melihat aliran airmata mengalir dari sepasang mata jernihnya.

Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang penghulu,orangtua dari 2 pihak, serta beberapa sahabat dan dokter serta perawat...pernikahan yang penuh tangis duka itupun dilaksanakan. Tidak seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang sangat sulit terlukiskan. Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis kesedihan.

Tepat setelah ijab kabul terucap...sang pemuda pun mencium kening Aini serta membacakan doa diatas kain perban putih yang sudah berganti warna menjadi merah penuh darah yang menutupi hampir seluruh kepala Aini. Lirih, kami pun masih mendengar Aini berucap, " Tolong Ikhlaskan saya....."

Hanya 5 menit. Ya..hanya 5 menit setelah ijab kabul itu. Tangisanpun memecah ruangan yang tadinya senyap menahan sesak dan airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang dan senyum indah.

Sang Pemuda telah menjemput seorang bidadari... sebuah karunia indah dan janji yang telah Allah berikan padanya...

Dan sang pemuda pun melepas dengan penuh sukacita dengan iringan tetes airmata yang tidak kuasa ditahannya...

" ..SAYA TELAH MENIKAHI SEORANG BIDADARI.. NIKMAT MANA LAGI YANG HARUS SAYA DUSTAKAN..."

Begitulah sang pemuda shalih mengutip ayat Ar RahmanNya...

Ya Rabb..Engkau sebaik-baik pembuat skenario kehidupan hambaMu..Maka jadikanlah kami senantiasa dapat memngambil hikmah dari setiap episode kehidupan yang Engkau berikan...

Selamat jalan adikku sayang ...engkau memang bidadari surga yang Allah tidak berkenan seorang pemuda pun didunia ini yang bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para pemuda shalih yang berkhidmat di jalan dakwah dengan ikhlas, tawadhu dan siap berjihad dijalanNya dan kelak menutup mata sebagai seorang syuhada...."

Selamat jalan Aini..semoga Allah memberimu tempat terindah di surgaNya....Semoga Allah kumpulkan kita kelak didalam surgaNya...amiin)

Wasiat Rasulullah Saw. kepada calon istri dan keluarganya: “Apabila datang kepada kalian seorang peminang yang kalian senangi agamanya dan akhlaknya maka cepat-cepatlah dikawinkan. Kalau kalian tidak melakukannya maka akan timbul fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.”

"Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, niscaya kamu beruntung." [HR. Bukhari dan Muslim].

"Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi." [HR. Bukhari dan Muslim].

“Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau melihatnya, dia menggembirakan. Apabila engkau perintah dia mentaatimu, dan ia senantiasa memelihara dirinya dan hartamu di belakangmu.” [HR. at-Tabroni dari Abdullah bin Salam].

"Hendaknya tiap-tiap orang berusaha memiliki hati yang bersyukur dan lidah yang berdzikir dan memiliki istri yang membantu dan mendorong dalam masalah akhirat.” [Ar-Rokhawi dari hadits Abu Hurayrah].

"Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita sholehah." [HR. Muslim].

TERNYATA SALAH SATU KUNCI SUKSES ADALAH PUNYA ISTRI SHALIHAH.

Sahabat, tidak ada satu manusiapun yang sempurna fisik dan akhlaqnya di dunia ini, dan tidak ada satu manusiapun yang bisa berbuat sesuai dengan kehendak kita, pasti ada perbedaan, pasti ada akan perselisihan, pasti akan ada pertengkaran, semua itu adalah proses ujian untuk kita semua, sebagai tolok ukur sejauhmana keimanan dan kesabaran kita, OK YUK KITA SEGERA MENIKAH dan MENIKAHKAN, hilangkan segala kekhawatiran karena Allahlah yang menjaminnya.


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

KETIKA KEHENDAK ALLAH TAK DAPAT KITA PAHAMI

“….. Dan bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia adalah baik untukmu, Bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Dan Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.” (Al-Baqarah ; 216).

*************

Dahulu ada dua orang raja. Raja mukmin dan raja kafir. Raja yang kafir sakit, ia menginginkan sejenis ikan bukan pada musimnya. Waktu itu, jenis ikan tersebut berada didasar samudra. Para tabib yg putus asa menasehatkan agar raja memilih penggantinya.” Obat baginda pada ikan tersebut, kita tak mungkin mendapatkannya,” kata mereka

Allah lalu mengutus salah seorang malaikat untuk menggiring ikan itu keluar dari lubangnya didasar laut supaya orang mudah menangkapnya. Ikan itupun lalu ditangkap. Raja memakannya dan ia segera sembuh.

Kemudian raja yang mukmin pun jatuh sakit, ia menderita sakit yang sama seperti yang diderita raja kafir. Tetapi ia sakit pada waktu ketika ikan menjadi obatnya itu berada pada permukaan laut. “ bergembiralah, sekarang ini musim munculnya ikan itu.” Ucap para tabib.

Lalu Allah mengutus para malaikat untuk menggiring ikan-ikan itu dari permukaan laut sampai masuk kembali ke lubang lubang didasar laut. Orang orang tak mampu menangkapnya.

Para malaikat langit dan penduduk bumi keheranan, mereka kebingungan. Kemudian Allah mewahyukan kepada para malaikat langit dan kepada para nabi dizaman itu.

“inilah aku yg pemurah, pemberi karunia, mahakuasa. Tidak menyusahkan Aku apa yang Ku berikan, tidak bermanfaat bagi bagi Ku apa yang kutahan sedikipun, Aku tidak menzalimi siapapun.

Adapun raja kafir itu, aku mudahkan baginya mengambil ikan bukan pada waktunya, dengan begitu Aku membalas kebaikan yang pernah ia lakukan. Aku balas kebaikan itu sekarang, supaya ketika ia dating pada hari kiamat, tidaklah ada kebaikan pada lembaran lembaran amalnya. Ia masuk neraka karena kekufurannya.

Adapun raja yang ahli ibadah itu, Aku tahan ikan itu pada waktunya. Dia pernah berbuat salah, Aku ingin menghapus kesalahannya itu dengan menolak kemauannya dan menghilangkan obatnya supaya kelak ia datang menghadap-Ku tanpa dosa. Dan diapun masuk syurga.

*****

Terkadang kita selalu mengeluh atas harapan yang tak terpenuhi, kita mengeluh atas doa yang tak terkabulkan, dan selalu mengeluh untuk sesuatu yang tidak kita ketahui. padahal dibalik semua itu ada hikmah termahal jika kita bisa jeli melihatnya.ada kasih yang tak ternilai dari Allah tuk hamba-Nya yang sabar.

terkadang kita melihat ketidakadilan dari kaca mata kita sebagai seorang hamba dengan ego yang berkecamuk dihati. sebagai contoh ketika kita melihat mengapa Allah tidak membalas ketidakadilan seorang suami yang tidak memberikan keadilan pada seorang istri baik lahir maupun batin. mengapa justru Allah memberikan segala fasilitas duniawi terhadap suami tersebut. mengapa Allah tidak menghukumnya. mengapa Allah tidak mendengarkan doa seorang istri yang menghiba memohon agar Allah memberikan keadilan ? seperti cerita diatas sesungguhnya Allah lebih mengetahui yang terbaik buat hamba-hamba-Nya. begitu pula, jika kita melihat kasus seorang istri yang berselingkuh kesana kemari dan menyia-nyiakan suami dan anak. begitulah kehidupan, selalu ada rahasia yang tidak kita ketahui. dan sesungguhnya dibalik semua rahasia itu ada satu kunci kebaikan. (** afwan ini kasus nyata dari banyaknya keluhan baik itu dari pihak istri maupun suami )

ya ukhti ya akhi.. marilah kita bersabar, bersyukur dan ikhlas.. karena kebahagiaan itu ada disini dihati kita. tidak akan pernah ada seorangpun yang bisa merampasnya. karena Kebahagiaan itu ada didalam keimanan.

ya ukhti ya akhi... selalu ada permata dibalik derita dan airmata , selalu ada makna dibalik peristiwa dan bencana. jangan sampai kita menyesal, jangan sampai Allah mengajak kita untuk mensyukuri nikmat-Nya dengan cara mencabut nikmat tersebut dari diri kita.

Sesungguhnya Rencana Allah lebih indah dari impian kita. tersenyumlah , jangan bersedih... karena kesedihanmu, airmatamu terlalu berharga hanya tuk menangisi dunia yang fana

Wallahua�lam, semoga Allah mengampuni saya jika karena pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya menulis, berbuat dan berbicara salah.


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

PERTAUTAN DUA HATI

Kalbu berseru menjemput harapan
Manakah yang lebih indah dari pertautan dua hati
sedang fitrah dari Allah untuk sekalian insan
tak lain keniscayaan untuk merasa cenderung satu sama lain

Jika belum cukup kebendaan untuk kami
Allah janjikan kecukupan dari arah yang tak disangka
Jikalau belum cukup kematangan pada diri kami
Allah kan didik kami dengan keluasan ilmu-Nya

Jika tekad belum cukup membaja
Allah telah kuatkan dengan niat mulia
Agar Rasulullah bangga dengan bilangan umatnya
Jikalau iman belum cukup terjaga
Allah sempurnakan separuh agama

Adakah yang lebih indah dari ungkapan syukur
atas nikmat ilahiyah?
Telah Allah pertautkan Adam dan Hawa
Telah Allah anugerahkan Yusuf bagi Zulaekha
Telah Allah bahagiakan Muhammad bersama Khadijah
Telah Allah satukan Ali dengan Fatimatuzzahrah

Duhai raga, bersujudlah atas karunia kasih Allah
Duhai jiwa, tentramlah dalam kehangatan yang diridhai Rabbmu
Setelah bergegas penuhi sunnah Rasul
Setalah bersegera tunaikan separuh agama
Sebab Allah pertautkan dua kebaikan untuk hamba yang patuh:
Pria shalih bagi wanita shalihah, wanita shalihah bagi pria shalih
Subhanallah...Alhamdulillah
Adakah yang lebih indah dari pertautan ini
Sedang Allah, Rasul, dan malaikat berkenan mempersaksikan
Manakah yang lebih membahagiakan
Selain cinta dalam naungan Allah?
Selain kasih sayang dalam shaf Rasulullah?

sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

Rabu, 09 Februari 2011

CINTA LUAR BIASA

Cinta luar biasa..

Cinta seorang Kekasih kepada umatnya..

Hingga pada hembusan nafasnya yang terakhir..

Lidah Rasulullah menuturkan tanpa henti..

Ummati.. ummati.. ummati..

Cinta luar biasa..

Kisah cinta Handzalah..

Meninggalkan isteri di malam pernikahan..

Lantaran menyahut seruan jihad..

Akhirnya syahid di medan perjuangan..

Cinta luar biasa..

Seteguh kasih Khadijah..

Tak pernah jemu memberikan dukungan..

Rela mengorbankan segala kemewahan..

Di saat Rasulullah dan Islam dipinggirkan..

Cinta luar biasa..

Kisah kesetiaan Abu Bakar..

Kasih seorang sahabat yang tiada tandingan..

Insan yang senantiasa membenarkan..

Sewaktu kata-kata Rasulullah ditertawakan..

Cinta luar biasa..

Kisah ketabahan Hajar..

Ditinggalkan di tanah yang gersang bersama Ismail..

Bukti kasih seorang ibu yang berlarian mencari air..

Tatkala mendengar tangisan si anak kecil..

Cinta luar biasa..

Umpama keberanian Ali..

Di malam penghijrahan Nabi..

Menggantikan Rasulullah di tempat tidurnya..

Walaupun jiwa menjadi taruhan..

Cinta luar biasa..

Cinta Aisyah, Masyithah dan Sumaiyyah..

Menggadaikan nyawa demi mempertahankan aqidah..

Iman di dada tak sedikit pun goyah..

Karena keyakinan yang teguh atas segala janjiNya..

Kisah cinta luar biasa..

Insan pilihan yang berada di atas jalanNya..

Betapa tulusnya kasih, teguhnya jiwa..

Ridha dan sabar menempuh segala ujian..

Merekalah insan yang memahami arti manisnya iman..

Mampukah diri ini meraih cinta luar biasa..??


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

SEPENGGAL RENUNGAN

Sampai kapan kita menantang.

Sampai kapan kita membangkang.

Aurat kelihatan di sepanjang jalan.

Wanita dandan untuk dijajan.

Hukum Alloh tak dihiraukan

Meminum miras.

Tak pernah puas.

Harta panas dimakan buas.

Hukum Alloh tak dihiraukan

Layar kaca sepanjang malam.

Acara kelam tak pernah padam.

Di syahwat hitam kita tenggelam.

Hukum Alloh tak dihiraukan

Miskin dan fakir.

Tak pernah terpikir.

Uang membanjir.

Bertambah kikir.

Hukum Alloh tak dihiraukan

Sihir terus mendupa.

Syirik merajalela.

Santet menebar petaka.

Semua diam seribu bahasa.

Hukum Alloh tak dihiraukan

Muda mudi membaur diri.

Bersunyi-sunyi di kamar nan keji.

Belum nikah sudah berbayi.

Hukum Alloh tak dihiraukan

Terjangan samudera.

Dan goyangan gempa.

Seakan tanda Murka Sang Pencipta.

Tapi kita… kita sebagai manusia telah butA.

Bencana demi bencana… terus melanda.

Memakan harta, menelan jiwa.

Tapi kita terus durhaka

Hei… Apa yang kau tunggu.

Kita harus bersatu.

Bila kau terus termangu, kita semua kan tersapu


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

NASEHAT UNTUK PEMUDA AHLI MAKSIAT

Dikisahkan pada suatu hari, Guru Sufi yang terkenal, Ibrahim bin Adham didatangi oleh seseorang yang layak disebut sebagai ‘ahli maksiat’ karena sudah sekian lama ia hidup dalam kemaksiatan, sering mencuri, selalu menipu dan merampok, suka minum khamr, dan tidak pernah bosan berzina.

Ahli maksiat ini berniart untuk tobat dan mengadu (curhat) serta meminta nasehat kepada Ibrahim bin Adham,

"Wahai tuan guru, aku seorang pendosa yang rasanya idtak mungkin bisa keluar dari kubangan maksiat. Tapi, tolong ajari aku seandainya ada cara untuk menghentikan semua perbuatan-ku yang sangat tercela selama ini?"

Ibrahim bin Adham menjawab, "Baik anak muda, Kalau kamu bisa selalu berpegang pada lima hal ini, niscaya kamu akan terjauhkan dari segala perbuatan dosa dan maksiat.

“Apa 5 hal yang Anda maksudkan itu Tuan Guru?”

“Yang pertama, jika kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, maka usahakanlah agar Allah jangan sampai melihat perbuatanmu itu."

Ahli maksiat itu terperangah, "Bagaimana mungkin, Tuan guru, bukankah Allah selalu melihat apa saja yang diperbuat oleh siapapun? Allah pasti tahu walaupun perbuatan itu dilakukan dalam kesendirian, di kamar yang gelap, bahkan di lubang semut sekalipun."

Wahai anak muda, kalau yang melihat perbuatan dosa dan maksiatmu itu adalah tetanggamu, kawan dekatmu, atau orang yang kamu hormati, apakah kamu akan meneruskan perbuatanmu? Lalu mengapa terhadap Allah kamu tidak malu, sementara Dia melihat apa yang kamu perbuat?"

Ahli maksiat itu lalu tertunduk dan berkata,"katakanlah yang kedua, Tuan guru!"

Ibrahim bin Adam kemudian melanjutkan nasehatnya,

“Kedua, jika kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, maka jangan pernah lagi kamu makan rezeki Allah."

Pendosa itu kembali terperangah, "Bagaimana mungkin, Tuan guru, bukankah semua rezeki yang ada di sekeliling manusia adalah dari Allah semata? Bahkan, air liur yang ada di mulut dan tenggorokanku adalah dari Allah jua."

Ibrahim bin Adham menjawab, "Wahai anak muda, masih pantaskah kita makan rezeki Allah sementara setiap saat kita melanggar perintahNya dan melakukan laranganNya? Kalau kamu numpang makan kepada seseorang, sementara setiap saat kamu selalu mengecewakannya dan dia melihat perbuatanmu, masihkah kamu punya muka untuk terus makan darinya?"

"Sekali-kali tidak Tuan Guru!” kata Ahli maksiat itu.

“Sekarang katakanlah yang ketiga, Tuan guru."

Ibrahim bin Adam melanjutkan,”Ketiga, kalau kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, janganlah kamu tinggal lagi di bumi Allah."

Sekali lagi ahli maksiat itu tersentak, "Bukankah semua tempat ini adalah milik Allah, Tuan guru? Bahkan, segenap planet, bintang dan langit adalah milikNya juga?"

Ibrahim bin Adham menjawab,"Kalau kamu bertamu ke rumah seseorang, numpang makan dari semua miliknya, akankah kamu cukup tebal muka untuk melecehkan aturan-aturan tuan rumah itu sementara dia selalu tahu dan melihat apa yang kamu lakukan?"

Ahli maksiat itu kembali terdiam, air matanya menetes perlahan dari kelopak matanya lalu berkata,

“Aku mohon katakanlah yang keempat, Tuan guru."

“Baik anak muda” Ibrahim bin Adam melanjutkan,

“Yang keempat, jika kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, dan suatu saat malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu sebelum kamu bertobat, tolaklah ia dan janganlah mau nyawamu dicabut."

“Bagaimana mungkin itu terjadi, Tuan guru? Bukankah tak seorang pun mampu menolak datangnya malaikat maut?"

Ibrahim bin adham menjawab, "Kalau kamu tahu begitu, mengapa masih jua berbuat dosa dan maksiat? Tidakkah terpikir olehmu, jika suatu saat malaikat maut itu datang justru ketika kamu sedang mencuri, menipu, berzina dan melakukan dosa lainnya?"

Nampak air mata menetes semakin deras dari kelopak mata ahli maksiat tersebut, kemudian ia berkata,

"Wahai tuan guru, mohon katakanlah hal yang kelima."

“Kelima, jika kamu masih akan berbuat dosa, dan tiba-tiba malaikat maut mencabut nyawamu justru ketika sedang melakukan dosa, maka janganlah mau kalau nanti malaikat Malik akan memasukkanmu ke dalam neraka. Mintalah kepadanya kesempatan hidup sekali lagi agar kamu bisa bertobat dan menambal dosa-dosamu itu."

Ajli maksiat itupun berkata, "Bagaimana mungkin seseorang bisa minta kesempatan hidup lagi, Tuan guru? Bukankah hidup hanya sekali? “

Ibrahim bin Adham pun lalu berkata, "Oleh karena hidup hanya sekali anak muda, dan kita tidak pernah tahu kapan maut akan menjemput kita, sementara semua yang telah diperbuat pasti akan kita pertanggung jawabkan di akhirat kelak, apakah kita masih akan menyia-nyiakan hidup ini hanya untuk menumpuk dosa dan maksiat?"

Seketika ahli maksiat itupun langsung pucat, dan dengan surau parau menahan ledakan tangis ia mengiba, "Cukup, Tuan guru, aku tak sanggup lagi mendengarnya. Jangan kau teruskan lagi. Aku tidak sanggup lagi mendengarnya. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan beristighfar dan bertaubat nasuha kepada Allah.” "

Lalu ia pun beranjak pergi meninggalkan Ibrahim bin Adham. Dan sejak saat itu, orang-orang mengenal kemudian bahwa ahli maksiat itu telah melakukan tobat yang benar-benar tobat (taubatan nasuha) dan menjadi seorang ahli ibadah yang menjalankan ibadah dan semua perintah-perintah Allah dengan baik dan khusyu’ serta menjauh dari perbuatan-perbuatan tercela yang dahulu selalu ia kerjakan.


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

MUSLIMAH CANTIK, BERMAHKOTA RASA MALU

Muslimah cantik, menjadikan malu sebagai mahkota kemuliaannya…” (SMS dari seorang sahabat)

Membaca SMS di atas, mungkin pada sebagian orang menganggap biasa saja, sekedar sebait kalimat puitis. Namun ketika kita mau untuk merenunginya, sungguh terdapat makna yang begitu dalam. Ketika kita menyadari fitrah kita tercipta sebagai wanita, mahkluk terindah di dunia ini, kemudian Allah mengkaruniakan hidayah pada kita, maka inilah hal yang paling indah dalam hidup wanita. Namun sayang, banyak sebagian dari kita—kaum wanita—yang tidak menyadari betapa berharganya dirinya. Sehingga banyak dari kaum wanita merendahkan dirinya dengan menanggalkan rasa malu, sementara Allah telah menjadikan rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاء

“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain,

الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَر

“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”(HR. Al Hakim dalam Mustadroknya 1/73. Al Hakim mengatakan sesuai syarat Bukhari Muslim, begitu pula Adz Dzahabi)

Begitu jelas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlaq Islam. Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman dan sebaliknya. Terkhusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.

Namun sayang, di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita—yang seharusnya—menjadi perhiasan dunia dengan keshalihahannya, menjadi tak lagi bermakna. Di zaman ini wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan emansipasi, mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria.

Allah telah menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang artinya; ‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya’, Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Sehingga ketika para wanita menyadari fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak baginya. Setiap wanita, terlebih seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.

Sayangnya, hanya sedikit wanita yang menyadari hal ini…

Di zaman ini justeru banyak wanita yang memilih mendapatkan mahkota ‘kehormatan’ dari ajang kontes-kontes yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota ‘kehormatan’ yang terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional. Hanya demi sebuah mahkota dari emas permata dan gelar ‘Miss Universe’ atau sejenisnya, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya. Naudzubillah min dzaliik…

Apakah mereka tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar, atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia dengan penuh rasa malu karena telah menanggalkan mahkota kemuliaan yang hakiki semasa di dunia.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128) Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang adalah wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/191)

Dalam sebuah kisah, ‘Aisyah radhiyyallahu ‘anha pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian beliau berkata,

إن كنتن مؤمنات فليس هذا بلباس المؤمنات وإن كنتن غير مؤمنات فتمتعينه

“Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.” (disebutkan dalam Ghoyatul Marom (198). Syaikh Al Albani mengatakan, “Aku belum meneliti ulang sanadnya”)

Betapa pun Allah ketika menetapkan hijab yang sempurna bagi kaum wanita, itu adalah sebuah penjagaan tersendiri dari Allah kepada kita—kaum wanita—terhadap mahkota yang ada pada diri kita. Namun kenapa ketika Allah sendiri telah memberikan perlindungan kepada kita, justeru kita sendiri yang berlepas diri dari penjagaan itu sehingga mahkota kemuliaan kita pun hilang di telan zaman?

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 13)

Wahai, muslimah…

Peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan. Sungguh, rasa malu itu lebih berharga jika kau bandingkan dengan mahkota yang terbuat dari emas permata, namun untuk mendapatkan (mahkota emas permata itu), kau harus menelanjangi dirimu di depan public.

Wahai saudariku muslimah…

Kembalilah ke jalan Rabb-mu dengan sepenuh kemuliaan, dengan rasa malu dikarenakan keimananmu pada Rabb-mu…

muslimah.or.id


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

UKHTI... KAMU CANTIK SEKALI....!!!!!

Begitu cantiknya ukhti..Tp dimata manusia..Sedangkan yang maha kuasa tak pernah memandang rupa ataupun bentuk tubuh kita.. Namun Dia hanya melihat pada hati & amal2 yg dilakukan hamba2nya..Ukhti, kamu cantik sekali..Tapi cantik fisik tak akan prnah abadi..Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya..Namun beberapa saat nanti, saat wajah mulai keriput, rambutpun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak ada lagi yg bisa dibanggakan..Lebih2 jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yg mau mendekat..Ukhti, kamu cantik sekali..Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa di bangga-banggakan??Sepantasnya kecantikan di syukuri dengan cara yg benar..Mensyukuri kecantikan bukanlah cara memamerkan..Ukhti, kamu cantik sekali..Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang?? Adakah ia menambah pahala dari-Nya??? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi ilahi setelah di puji?? Tak ada yg menjamin wahai ukhti..Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai ketentuan-Nya..Ukhti, kamu cantik sekali..Alangkah indahnya kecantikan fisik itu dipadu dgn kecantikan fisikmu.. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan.. Apalah guna tubuh molek memikat jika tak ada rasa malu yg lekat.. Cantiknya dirimu dengan cahaya-Nya.. Cahaya yg bersinar dari hati benderang penuh keimanan.. Hati yg senantiasa taat patuh pada syariat.. Hati yg taqwa yg selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.. Hati yg sederhana, yg tidak berlebihan dalam sgala urusan dunia..Ukhti, kamu cantik sekali..Maka tampillah cantik dihadapan penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikanmu pada manusia yg bukan muhrimmu.. Tampillah cantik dihadapan suamimu karena itu adalah bagian dari amalmu..Mengabdi kepada manusia yg kamu kasihi demi keridhoan illahi..Tampillah cantik, cantik iman, cantik hati, cantik batin, karena itu lebih abadi..

�Sesungguhnya Allah tidak akan melihat bentuk fisikmu dan juga rupamu, akan tetapi Allah melihat kepada hatimu dan amal-amal mu"

wallahu a�lam bish shawab.

^___^


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

PADAMU YANG ALLAH PILIHKAN SEBAGAI IMAM UNTUKKU

Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku.. Ingin ku beri tahu padamu.. Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia.. Orang tua yang begitu sempurna.. Dengan cinta yang begitu membuncah.. Aku dibesarkan dengan limpahan kasih yang tak terhingga..

Maka, padamu ku katakan.. Saat Allah memilihmu dalam hidupku, maka saat itu aku berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku.. Memperlakukanku dengan sayang yang begitu indah..

Padamu yang Allah pilihkan untukku.. Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku, aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan.. Maka, ketika Dia memilihmu untukku, maka saat itu Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dengan keberadaanmu, dan aku tahu. Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna.. Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu.. Karena kelak kita akan satu.. Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku, kau dan aku akan menjadi ‘kita’..

Padamu yang Allah pilihkan untukku.. Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dengan ilmu dan tarbiyah, membentukku menjadi wanita yang mencintai Rabbnya.. Maka ketika Dia memilihmu untukku, maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dengan ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita.. Itulah visi pernikahan kita.. hanya beribadah pada-Nya ta’ala..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai nahkodaku.. Ingatlah.. Aku adalah mahluk-Nya dari tulang rusuk yang paling bengkok.. Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah.. Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah, sungguh hatiku tetaplah wanita yang lemah pada kelembutan.. Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah.. Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah.. Namun tatap mataku, tersenyumlah.. Tenangkan aku dengan genggaman tanganmu.. Dan nasihati aku dengan bijak dan hikmah.. Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu.. Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku.. Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan.. Maka di mataku kau adalah yang terindah, kata-katamu adalah titah untukku, selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu.. Maka kalau kau berkenan ku meminta.. Jadilah hunian yang indah, yang kokoh, yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..

Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku.. Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita –insya’Allah-… Maka didiklah mereka menjadi generasi yang dirindukan JANNAH… Yang di pundaknya akan diisi dengan amanah-amanah dakwah, yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad.. Yang darahnya mengalir darah syuhada.. Dan ku yakin dari tanganmu yang penuh berkah kau mampu membentuk mereka.. Dengan hatimu yang Penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka.. Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..

Padamu yang Allah pilih sebagai imamku.. Ku memohon padamu.. Ridholah padaku, sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi.. Mudahkanlah jalanku ke Jannah-Nya.. Karena bagiku kau adalah kunci Jannahku..

sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

AKU MENCINTAINYA NAMUN JANGAN JADIKAN DIA JODOHKU

Di suatu kajian, dengan tema jelajah hati…

Sebuah kajian yang panjang, bermakna dan ‘mengena’…

Sebuah kajian bagaimana menjaga hati, menjaga cinta dalam dada ini hanya untukNya…

Masih teringat jelas dalam benakku ketika ustad tersebut berkata

“jika ada yang hatinya mulai tergoda oleh hal selainNya, maka jujurlah pada hati, namun lakukan apa yang berkebalikan dengan hawa nafsu… Misalnya, suatu saat kita melihat baju yang sangat bagus dan sangat ingin untuk membeli.. jujurlah pada hati bahwa kita sangat menyukai baju itu, jika perlu beli, namun berikan baju yang sangat kita senangi itu untuk orang lain… untuk masalah cinta, ketika hati tergoda tuk mencintai selainNya apalagi lawan jenis, jujurlah pada hati, dan berdoalah ‘ya Allah..aku mencintainya namun jangan jadikan ia sebagai jodohku…”

Kira2 begitu intinya, meski ga saklek seperti itu…

Sontak mendengar kalimat terakhir para hadirin yang datang tertawa… namun aku, justru bertanya-tanya. Ketika cinta itu datang, meskipun bukan untuk memiliki, mengapa justru kita seperti itu? Bukankah sangat baik jika doa itu menjadi ‘jagalah hati ini dari cinta terhadapnya sampai rasa cinta ini halal bagi kami’… Begitu batinku dulu…dulu…

Namun aku mengerti sekarang..sangat mengerti mengapa doa itu yang disarankan oleh sang ustad (meskipun mungkin doa ini ga saklek juga)… aku sangat mengerti sekarang…

Mengapa?

Karena di suatu kajian lain, aku mengambil suatu hikmah, yakni suatu keluarga yang ingin menjadi sebuah keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah, itu bukan hal yang mudah… keluarga yang ingin dibangun seperti itu memang harus didasarkan pada suatu kesucian… kesucian masing-masing pasangan baik secara hati dan fisik, dan yg paling penting kesucian PROSES itu sendiri…

Keluarga yang sebersih itu juga harus diawali dengan proses yang bersih sebagaimana hal yang baik harus diawali dengan hal yang baik pula… bagaimana keluarga itu akan menjadi keluarga yg suci jika dalam proses saja tidak bersih?

Dalam proses harusnya tak ada pelanggaran-pelanggaran syar’i… sebagaimana tak ada berpacaran sebelum menikah.. sebagaimana tak ada bergoncengan dan bersentuhan selama itu belum halal.. sebagaimana tak ada perkenalan lebih mendalam selama proses ta’aruf belum dimulai secara resmi.. Sebagaimana itu pula kesucian hati itu harusnya terjaga sebelum itu semua juga akan menjadi halal..tak ada cinta selain padaNya dan tak ada cinta tuk lawan jenis kecuali cinta itu halal.. Ya, ‘baik’ dalam proses untuk mencapai ‘kebaikan’ pada akhirnya…

Tuk mencapai rumah tangga yang diberkahi yang di dalamnya harapannya akan lahir para mujahid dan mujahiddah tuk menjalankan estafet dakwah ini, terlalu suci tuk dinodai dengan proses yang tidak baik…

Tuk membangun rumah tangga yang slalu dalam naungan cintaNya yang harapannya akan lahir para hafidz dan hafidzah tuk mewarnai ummat ini, terlalu suci tuk dinodai dengan proses yang kotor..

Baik dalam proses…

Sebenarnya mungkin hanya itu yang ingin disampaikan sang ustadz dalam doa itu… doa yang berharap ketika ada getaran yang tak seharusnya ada tuk seseorang, maka tidak sepantasnya berharap seseorang tersebut tuk menjadi jodoh kita kelak… semua ini hanya demi BAIK dalam PROSES agar PREOSES ini mengantarkan pada KEBERKAHAN yang sesungguhnya.. Sebuah keluarya yang di dalamnya akan lahir para mujahid-mujahiddah dan hafidz-hafidzah tuk mewarnai dunia ini.. mewarnai dengan warna warni pelangi cinta di dunia dan akhirat…

Wallahu’alam..


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

MENIKAH ADALAH .................

Menikah adalah saat dimana gerbang kesucian mulai dibentangkan

Menikah adalah saat dimana ketidaksempurnaan bukan lagi masalah yang mesti diperdebatkan

Menikah adalah saat dimana nyuci, nyemir, masang bohlam nyambung kabel, nyiram kembang, nguras bak mandi, masak, belanja kentang, ganti popok tak lagi bibi kerjakan

Menikah adalah saat dimana akar dirajut dari benang benang pemikiran

Menikah adalah saat dimana syariat direngkuh sebagai tolak ukur perbuatan

Menikah adalah saat dimana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih sayang

Menikah adalah saat dimana kesendirian dicampakkan sebagai sebuah kebersamaan

Menikah adalah saat dimana kegelisahan beralih pada ketenangan

Menikah adalah saat dimana kesetiaan adalah harga mati yang tak bisa dilelang…

Menikah adalah saat dimana bunga bunga bersemi pada taman taman

Menikah adalah saat dimana kemarau basah oleh sapaan air hujan

Menikah adalah saat dimana hati yang membatu lapuk oleh kasih saying

Menikah adalah sebuah pilihan antara jalan Tuhan dan Jalan Setan

Menikah adalah sebuah pertimbangan antara hidayah dan kesesatan

Menikah adalah saat dimana suka dan duka saling berdatangan

Menikah adalah saat dimana tawa dan air mata saling berdendang

Menikah adalah saat dimana ikan dan karang bersatu dalam lautan

Menikah adalah saat dimana dua hati menyatu dalam ketauhidan

Menikah adalah saat dimana syahwat tidak lagi bertebaran dijalan jalan

Menikah adalah saat dimana ketakwaan menjadi teluk perhentian

Menikah adalah saat dimana kehangatan menyatu dalam pekatnya malam

Menikah adalah saat dimana cinta pada Allah dan Rasul-Nya dititipkan

Menikah adalah saat dimana dua hati berganti peran pada kedewasaan

Menikah adalah saat dimana dua jasad menambah kekuatan dakwah peradaban

Menikah adalah saat dimana kecantikan adalah sebuah ujian

Menikah adalah saat dimana kecerewetan diperindah oleh aksesoris kesabaran

Menikah adalah saat dimana bunga bunga mulai menyemi pada alang

Menikah adalah saat dimana bidadari2 dunia turun ditelaga telaga kesejukan

Menikah adalah saat dimana jundi jundi kecil bagai cicit burung pada dahan dahan

Menikah adalah saat dimana pemahaman pemahaman mulai disemikan

Menikah adalah saat dimana amal amal mulai ditumbuhkan

Menikah adalah saat dimana keadilan mulai ditegakkan

Menikah adalah saat dimana optimistus adalah leksem baru dari sebuah kefuturan

Menikah adalah saat dimana kecemburuan adalah rona pelangi pada awan

Menikah adalah saat dimana kesendirin menutup epi k kehidupan

Menikah adalah saat dimana syahadat menjadi saksi utama penerimaan

Menikah adalah saat dimana aktivitas dibangun atas dasar ketaatan

Menikah adalah saat dimana perbedaan ciptakan kemesraan

Menikah adalah saat dimana istana tahajud dibangun pada pucuk pucuk malam

Menikah adalah saat dimana belaian bak kumbang yang meneteskan madu madu kehidupan

Menikah adalah saat dimana kecupan bak mentari yang segarkan dedaunan dari kemarau panjang

Menikah adalah saat dimana goresan bayang bayang yg kulukis pada mimpi mimpi malam berubah menjadi kenyataan

Menikah adalah saat dimana jiwa jiwa yang lelah seharian bisa disegarkan

Menikah adalah saat dimana hilangnya energy kehidupan bisa dipulihkan

Menikah adalah saat dimana kapal yang mengarungi bahtera kehidupan menemukan pelabuhan

Menikah adalah saat dimana Allah melipatgandakan kekuatan, rizki dan kasih saying

Menikah adalah saat dimana kebersamaan selalu menjadi kenyataan

Menikah adalah saat permasalahan permasalahan hidup tidak lagi dipecahkan seorang diri

Menikah adalah saat saat terindah tuk ciptakan surga dunia akherat

Menikah adalah jalan mulia tuk menjayakan islam dan muslimin

Menikah adalah saat dimana kecemburuan bagai bunga bunga indah nan harum sebagai penyemangat dalam beribadah

Menikah adalah saat dimana Alquran dan sunnah harus diamalkan dalam kehidupan

Menikah adalah saat saat terindah dimana keduanya saling berfastabikul khairat

Menikah adalah saat dimana kekuatan iman dan ihsan berlipat ganda

Menikah adalah saat dimana amalan amalan sunnah menjadi adat yang senantiasa hidup dalam bait bait kebersamaan

Menikah adalah saat dimana sakinah, mawaddah warahmah menjadi suatu hal yang muda direalisasikan dalam kehidupan

Menikah adalah saat dimana angin angin syurga mulai berhembus ke relung jiwa

Menikah adalah saat dimana mujahadah dalam jihad tak lagi surut kebelakang

Menikah adalah saat dimana dambaan menjadi pendamping perjuangan dakwah jadi nyata

Menikah adalah saat dimana cahaya cahaya syurga selalu menyinari arah kehidupan

Menikah adalah saat dimana ridha Allah menjadi motivasi utama dan pertama dalam mengarungi bahtera rumah tangga

Menikah adalah saat dimana semua kesusahan hidup adalah bagian dari kenikmatan yang harus diterima dan dihadapi dengan penuh ikhlas dan kesabaran

Menikah adalah satu jalan untuk menutup mata dari hal hal yang haram dipandang

Menikah adalah saat2 mendebarkan yang begitu indah

Menikah adalah saat dimana sifat dan sikap tercela harus disingkirkan

Menikah adalah suatu kenikmatan yang tiada bandingnya didunia ini

Menikah adalah saat dimana kebersamaan akan menghiasi segala kesepian

Menikah adalah saat dimana pengorbanan tak lagi menjadi perhitungan

Menikah adalah jalan mulia untuk menangkal panah panah iblis

Menikah adalah saat dimana kemanjaan seorang istri menjadi penyejuk jiwa

Menikah adalah saat janji setia dua anak manusia yang mampu mengguncang langit dan bumi

Menikah adalah saat dimana pintu pintu syahid terbuka lebar

Menikah adalah saat dimana generasi2 Rabbany mulai menyinari gelapnya dunia

Menikah adalah saat dimana senyuman manis bagai oase dipadang pasir

Menikah adalah saat dimana remasan2 lembut jemari suami mampu menurunkan rahmat dan kasih sayang Allah

Menikah adalah saat dimana suapan2 kecil semakin memperindah kebersamaan

Menikah adalah saat terindah dimana iman dan tolabul ‘ilmi menjadi faktor penunjang kemuliaan

Menikah adalah saat dimana akhlakul karimah menjadi penghias dalam menjalani kehidupan

Menikah adalah saat dimana kebersamaan dalam suka dan duka menjadi pengokoh ikatan tali kasih

Menikah adalah saat dimana panggilan sayang menjadi hal yang lumrah

Menikah adalah saat dimana tangisan tanda syukur pada-Nya selalu bersimbah

Menikah adalah saat dimana permintaan maaf selalu diberi sebelum diminta

Menikah adalah saat dimana merencanakan segala sesuatunya dengan penuh kecermatan

Menikah adalah saat dimana cita cita luhur mulai terwujudkan satu persatu

Menikah adalah saat dimana mahligai keberkahan mulai dipetik

Menikah adalah saat dimana keceriaan selalu menghiasi segala ujian dari-Nya

Menikah adalah saat dimana perilaku mulia menjadi teladan orang banyak

Menikah adalah saat dimana barisan barisan jihad mulai dibangun

Menikah adalah saat dimana semua jiwa dan raga dipersembahkan hanya untuk-Nya

Menikah adalah janji setia dua insan yang berlainan jenis untuk seiya sekata dalam menjalani kehidupan ini meraih cinta-Nya

Menikah adalah saat dimana separuh dari dien mulai dipetik

Menikah adalah saat dimana hari hari yang dilalui penuh dengan jihad

Menikah adalah saat saat terindah yang kudambakan.


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

TERUNTUK SAUDARAKU YANG DALAM PENANTIAN

saudaraku….

wanita muslimah laksana bunga yang menawan wanita muslimah yang sholehah bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya Begitu indah begitu berkilau begitu menentramkan…

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut namun tentunya tak sembarang orang berhak meraihnya menghirup sarinya

hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah yang dapat memetiknya yang dapat meraih pesonanya dengan harga mahal yang teramat suci sebuah ikatan amat indah bernama PERNIKAHAN karena itu sebelum saatmu tiba janganlah engkau biarkan seorang muslimah layu sebelum masanya jangan kau menjadikan serigala liar membuatnya bahan permainan dalam keisenganmu Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh atas nama taaruf atas nama cinta…

Ya….... atas nama cinta jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh atas nama taaruf atas nama cinta Kau tau saudaraku…?? Jika seseorang jatuh cinta maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya membekuknya dalam jari-jarinya dan menutup semua mata hati dan pikirannya Membuat seseorang lupa akan prinsipnya, Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat, Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan, Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat, Membuat seseorang menyerahkan apapun supaya orang yang ia cintai ”bahagia” atau ridho terhadap apa yang ia lakukan Membuat orang tersebut lupa bahwa cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan….

Ya saudaraku….akhi fillah, Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya Karena itu jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh segeralah buat sebuah benteng yang tebal yang kokoh Tanam rumput beracun disekelilingnya Pasang semak berduri di muara-muaranya Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertepuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin…

Cinta begitu dasyat pengaruhnya jika engkau tau Karena itu jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh segeralah buat sebuah benteng yang tebal yang kokoh Tanam rumput beracun disekelilingnya Pasang semak berduri di muara-muaranya….

Berlarilah menjauhinya,menjauhi orang yang kau cintai, Buat jarak yang demikian lebar padanya, jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu, Biarlah air mata mengalir untuk saat ini, Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan, biarlah sakit ini untuk sementara waktu, biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan, Karena cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita..... Kalian sendiri…

Saudaraku…. tentunya sudah mengerti dan paham bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta , jika dia jauh kita merasa sakit karena rindu, jika ia dekat kita merasa sakit karena takut kehilangan. padahal ia belum halal untukmu dan mungkin tidak akan pernah menjadi yang halal…

karena itu jauhilah ia jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu dan kemudian mengusik hatimu jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta. maka bayangkanlah keadaan ini tentang istrimu kelak

saudaraku sukakah engkau..?? apabila saat ini ternyata istrimu (kelak) sedang memikirkan pria yang itu bukan engkau..???

sukakah engkau..?? bila ternyata istrimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrab tertawa riang, becanda, saling menatap, saling menggoda, saling mencubit, saling memandang dengan sangat, saling menyentuh…??? dan bahkan lebih dari itu…??

sukakah engkau saudaraku…??

sukakah engkau bila ternyata saat ini istrimu (kelak) sedang jalan bersama pria lain yang itu bukan engkau…??

sukakah engkau…?? bila saat ini istrimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya…?? tengah disibukkan oleh rencana-rencana…apa saja yang akan ia lakukan bersama pria itu…??

tidak cemburukah engkau temanku..?? bila saat ini istrimu (kelak) sedang makan bareng bersama pria lain… istrimu (kelak) saat ini sedang digoda oleh pria-pria, istrimu (kelak) sedang ditelepon dengan mesra, istrimu (kelak) saat ini sedang curhat dengan pria yang berkata…”aku tak bisa jika sehari tak mengobrol denganmu…”

tidak cemburukah…?? tidak cemburukah…?? tidak cemburukaaaaahhhhhhhh……???

tidak terasa bagaimanakah jika istrimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan, bercengkrama, bercerita tentang masa depannya dengan pria lain yang bukan engkau…???

sukakah engkau kiranya istrimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan pria tersebut…?? menangis untuk pria tersebut…?? dan berkata dengan hati hancur…”aku sangat mencintamu…aku sangat mencintaimu…???” tidak patah hatikah engkau…??? sukakakah engkau bila istrimu (kelak ) berkata pada pria lain..”tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau…??” menyebut pria tersebut dalam doanya… memohon pada Allah supaya pria tersebut menjadi suaminya… dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi suaminya…..dan bukan pria tersebut…???

jika engkau tidak suka akan hal itu, jika engkau merasa cemburu, maka demikian halnya dengan istrimu (kelak)....

dan Allah jauh lebih cemburu daripada istrimu, Allah lebih cemburu saudaraku melihat engkau sendirian namun pikirannmu enggan berpindah dari wanita yang telah mengusik hatimu tersebut….

saudaraku kalian percaya takdir bukan..?

saudaraku kalian percaya takdir bukan..?

apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama maka sejauh apapun mereka sebanyak apapun rintangan yang menghalangi sebesar apapun beda diantara mereka sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya , meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa PASTI tetap saja mereka akan bersatu, seakan ada magnet yang menarik mereka, akan ada hal yang datang untuk menyatukan mereka berdua akan ada suatu kejadian yang membuat mereka saling mendekat dan akhirnya bersatu…

namun… apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh , maka sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya sedekat apapun…

PASTI… akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu

bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan…

namun…yang perlu dicatat disini adalah yakinlah bahwa yang diberikan oleh Allah, yakinlah bahwa yang digariskan oleh Allah, yakinlah bahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya adalah yang terbaik untuk kita adalah yang paling sesuai untuk kita adalah yang paling membuat kita merasa bahagia. karena Dialah yang paling mengerti kita lebih dari kita sendiri. Dialah yang paling menyayangi kita. Dialah yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita. sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita…

dan yang perlu kita catat juga adalah JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN ITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA KITA PANTAS KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK SAUDARAKU LEBIH BAIK meskipun saat ini mata manusia kita tidak memahaminya meskipun saat itu perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata meskipun saat itu otak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk. Tidak jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang burukbahwa engkau tidak pantas karena kelak engkau akan menyadarinya engkau akan menyadarinya perlahan bahwa apa yang telah hilang darimu bahwa apa yang tidak engkau dapatkan bukanlah yang terbaik untukmu bukanlah yang pantas untukmu bukanlah sesuatu yang baik untukmu.

karena itu saudaraku jangan mubazirkan perasaanmu air matamu, waktumu , jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses taarufan jangan kau umbar semua kekuranganmu jangan kau ceritakan semuanya jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya jika engkau mencintainya karena belum tentu dia adalah jodohmu pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian…

maka memohonlah padaNya mintalah padanya diberikan petunjuk dan dijauhkan dari segala godaan yang ada karena cinta sebelum pernikahan pada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat Dan percayalah jodoh itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalan banyak sedikitnya teman perempuan. sama sekali tidak karena jika laki-laki yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya karena laki-laki yang terjaga adalah laki-laki yang banyak didamba oleh seorang akhwat sejati jadi jagalah dirimu hatimu kehormatanmu sebelum saatnya tiba. perbanyak bekalmu dan doamu yakinlah bahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu. aamiin…..

*Ya Allah karuniakanlah kami seorang pasangan yang sholeh yang menjaga dirinya , yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya , yang senantiasa memperbaiki dirinya yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah yang baik akhlaknya yang menerima kami apa adanya yang akan membawa kami menuju Jannah Mu Ya Rabb…

kabulkan ya Allah. amien dan segerakanlah karena hati kami teramat lemah dan cinta sebelum menikah adalah sebuah cobaan yang berat…


sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

WAHAI CALON SUAMIKU, BELAHAN JIWAKU, TEMUKANLAH AKU...

WAHAI CALON SUAMIKU, BELAHAN JIWAKU, TEMUKANLAH AKU...

Bismillahirrahmanirrahim..

Untuk calon suami dunia akhiratku

Asssalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Duhai calon pemilik tulang rusukku, aku akan segera hadir dalam dinginnya malam dengan hangatnya jiwa. Ku tunggu hingga Ijab Kabul terucap dari lisanmu. Aku akan menjaga dalam harumnya semerbak dalam jiwaku, menunggu hingga engkau menahkodai bahtera kita. Ku kan berhijab dengan sempurna dengan tak selalu mengikuti arah arus angin yang berhembus.

Duhai calon imam dalam sholatku, aku kan selalu hadir dalam cintamu kepada Allah, dengan sigap aku akan menghamparkan sajadah sebagai alas sujudmu, dengan hadirku sebagai makmum Insya Allah akan menyempurnakan sholat kita. Deru do’amu teiring “aamiin” dari lisanku.

Dalam hening malam bulir air mata tak henti ku teteskan bercahayakan munajat doa.

Duhai calon pemilik tangan gagah yang menolongku ketika aku terpuruk dan jatuh.. lindungi aku dalam perjalanan hidup kita, ketika engkau terluka kan kubalut dengan cinta jiwa yang merona, menyembuhkan segala perih dalam jiwamu.

Duhai calon pengusap air mataku, sungguh engkau takkan rela calon bidadarimu ini menangis, usaplah lembut pipi kemerah-merahan ini agar tak menangis, dan kan kuhaluskan telapak kakimu dengan mencucikannya ketika engkau pulang dari berjihad.

Duhai calon ayah dari para mujahi-mujahidah kita, aku sebagai madrasah pertama sebagai sumber ilmu dari anak anak kita, kan kutanammkan ilmu agama agar mujahidah kita takut akan Rabbnya, santun pada kedua orang tuannya, menghormati orang-orang yang lebih tua. Akhlakul karimah yang baik kan kusisipkan dalam prilakunya semenjak kecil.

Duhai calon nahkoda yang kan membawa keluargaku ke surga…
Mari kita hiasi rumah kita dengan cahaya cahaya iman…

Aku dalam diam sengaja tak menampakkan diri, agar engkau benar benar menemukanku dalam cahaya sujudmu
Aku tak banyak bicara karna aku takut ketika aku menyapa, engkau tepesona pada apa yang kuucap
Aku menunduk malu, tak berani menatap mata binar yang engkau miliki, karena aku takut dapat memudarkan imanku.

Temukan aku wahai calon imam dalam sujudku…

Aku menunggu lisan ijab darimu..

..:: Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh ::..

sumber tulisan : www.ainulmardhiyah.abatasa.com

Senin, 07 Februari 2011

cinta itu tidak buta



Cinta itu tidak buta
tapi memahami
saat dimana kedatangannya tiada disadari
saat dimana kepergiannya tiada dikehendaki
sebab cinta memahami, kesyukuran menjadi berarti ketika kedatangannya
dan keikhlasan saat kepergiannya
dan sabar menjadi penantiannya bukan sekedar menanti tapi ia memahami
karena cinta tidak buta, memilikinya bukan sebatas kebahagian tapi kehilangan pun berhak mengecap manisnya kebahagiaan.
sebab cinta memahami terkadang harus ada sikap yang bisa mengerti kenapa ia harus pergi

Dunia


Dunia mulai menua, ku lihat keriput kulitnya dengan kedamaian. kusam tergambar dari ketidakadilan, semangatnya mengendor bersama dengan semangat jihadnya. Dunia semakin menua dengan usianya yang sebenarnya tak terbilang berapa lamanya ia telah ada, yang ku tahu sejak aku lahir ia seudah menua, perisis yang disabdakan kekasih Allah, Rasulullah Nabi teratkhir teladan umat. yang pada masanya menggambarkan dunia seperti nenek tua renta. tak mampu digambarkan lagi bagaimana kondisinya sekarang.
Ooh Dunia. bukan usianya yang menjadikannya tak berdaya, menua diusia mudanya, namun penghuninya. oh dunia ia hanya meringis dalam kepahitannya menampung banyak jiwa - jiwa dan berbagai makhluk dan benda mati berkumpul disana, tak lelah ia menjalankan tugasnya. Oh dunia ia melihat banyak saudara dalam seteru berkelahi mempermasalahkan dunia yang semakin menua, oh dunia ia melihat ketidak adilan dimana - mana hukum dunia, banyak pilih kasih antar golongan. oh dunia bendera - bendera dikobarkan dimana - mana simbolis salah satu golongan dalam organisasi meninggalkan tujuan bersatu bersama hanya sebagian ya sebagian itu mereka yang dari bendera yang sama, saling sikut, membunuh. entah berapa banyak darah mengalir karenanya. tertumpah
oh dunia ia hanya bisa menutup mata untuk tidak melihat kejadian diatasnya.