Label

Selasa, 28 Juni 2011

Pakaian Malu

Tersungkurku di hadap cermin, kusam berdebu namun masih mampu menampakan sosok itu,
Telanjang!
aku terdiam menatapnya, tertawa terbahak dengan liarnya
sesekali tersenyum manja sambil berlenggok untuk nyatakan lekuk tubuh
Menarik untuk dilihat, apa lagi dipandang syahwat tanpa akal sehat
begitulah ia menari-nari didepanku. seolah memikat hati seorang tercinta, namun sangkaannya salah. tiada terpikat hati selain nafsu syahwat.

Aduhai... wajah ayu itu... siapa yang mampu mengalahkan pesonanya, tapi siapa yang menjamin mendapatkannya adalah suatu kebahagian dan kedamaian.
sementara tak memandang pria shalih pada keseksian, tak melirik si tampan pada si murahan, tak terpikat pria baik pada sentuhan selain ingin menghormati si wajah pesona menawan.

iya terkekeh nematapku tajam, mengajakku untuk terus melihat tingkah binalnya. Oh..
sudah sampaikah masaku kehilangan pakaian?
Malu! dimanakah ia berada hingga ku lihat cermin kusam telah melihatkanku pada sikap binatang, hilang akal juga kesopanan.

Apakah ini saatnya aku di telanjangi waktu dan keadaan, haruskah pakaian malu di buang atau disimpan tanpa kegunaan.

Ku, bongkar lagi lemari ampunan. Berharap masih ada pakaian malu yang tersimpan, mengingat-ngingat dimana aku menyimpannya
Dijalan, di tempat hiburan, atau ia memang tersimpan tetapi karena kelupaan ini aku telah kehilangan ingatan dimana ia tersimpan

Ya Allah...... haruskah aku kehilangan pakaian malu yang menjaga diriku itu??
benteng mana lagi yang ku miliki untuk menjaga diri.
Ya Allah... Ku mohooon.. jangan cabut nikmat indahnya berpakaian malu..karena dengannya aku mampu menjaga kemaluan, menjaga pandangan, menjaga pikiran, menjaga akhlak, menjaga lisan, dengan itu aku memiliki kekuatan pendirian.
YA Allah... ku mohon jangan biarkan aku telanjang tanpa pakaian malu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar