Label

Kamis, 16 Desember 2010

Aku VS Karier Ku




mengawali karir setelah lulus sekolah menegah atas sebagai sekertaris general manager memang bukan hal yang mudah bagi remaja berusia 18 tahun seperti ku, dimana pikiran masih labil dengan sikap kekanak - kanakan masih melekat setelah lulus sekolah. hal biasa yang dilakukan seusiaku adalah sekolah. melanjutkan keperguruan tinggi. memang sebelum bekerja disini aku mencoba mendaftarkan diri keperguruan tinggi negri didaerahku, dengan modal seadanya aku ikuti persyaratan semua pendaftaran mengituki les persiapan ujian tertulis dan lisan sampai akhirnya aku bisa lulus. tak terbayang bagaimana senangnya bisa lulus dan sudah terbayang bagaimana rasanya menjadi mahasiswi duduk dibangku kuliah.
'' nekat'' kata kakakku,
setelah aku beri tahu bahwa aku lulus ujian dan tinggal memenuhi persyaratan administrasi pendaftaran ulang.
'' uang dari mana?
kita baru saja banyak mengeluarkan biaya, kita pasti tidak bisa membantu, uang kita habis untuk biaya pengobatan bapakmu dirumah sakit. lain lagi kita baru saja kena tipu habis - habisan kan?
mama senang kamu bisa lulus dan bahagia sekali tapi kami tidak bisa membantu dengan uang Ra,
rasa kecewa menggerogoti hatiku, saat mama menasehatiku bahwa langkahku harus terhenti disini. aku masih bersikeras untuk melanjutkan sekolah tidak menunggu lama aku keluar rumah tanpa pamit mau kemana, tak lama keluar rumah aku naik anggkot meninggalkan bayangan penuh tanda tanya keluargaku.
aku tak sanggup menahan air mataku,
mau kemana neng, habis diputusi pacarnya ya? suara supir anggkot menghentikan tangisku.
hehe.. dengan sedikit malu aku mengusap pipiku dengan tissu.
ke Bank, simpang jalan sana Bang.
sudah neng, cowok mah banyak sekarang nggak perlu ditangisi cari lagi atuh, lagian tu loh neng cuantik gitu, pasti banyak yang naksir. kalau aku nggak punya anak aku juga naksir neng.. hehe...
aah sok tau nih. udah berhenti didepan ya, nih ongkosnya terima kasih bang,
ya sama - sama neng.

aah kenapa nih nggak kular uangnya.
cek saldo anda...
apa?
jangan-jangan uangku habis.
ku klik cek saldo...
tak lama kertas keluar ..
ya Allah, uangku sisa Rp. 88.000 bagaimana aku bisa daftar ulang.

yah.. sekilas mengingat betapa beratnya saat - saat itu, dan aku tahu hingga kini perasaan sakit masih belum hilang dan saat harus bertemu teman sebaya ada perih mendalam yang telah lama ku simpan. luka saat aku tak bisa meneruskan semua langkahku.

Ashyfa,
bosku memanggil, segera aku menemuinya di ruangan. sudah 7 bulan aku bekerja disini setelah kejadian itu. aku menggeluti dunia baru yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. memang Allah bisa menempatkan pada sesuatu yang tidak kita bayangkan sebelumnya, walau itu adalah sebuah ketidak mungkinan.

Fa, kamu capek nggak?
uuh capek pak,
kayaknya kita harus cari hiburan ya.
hmm.. bisa tuh pak, tapi apa.
bapak pusing butuh hiburan, kita karoke mau?
kamu temani ya.
he.he.he.. saya nggak bisa nyanyi.
ah nggak apa, yang penting kita senang Fa,
Fa, kamu sayang nggak sama Bapak?
deg, pertanyaan macam apa ini?
aku masih terdiam dengan pertanyaan yang menurutku bukan pertanyaan seorang atasan kepada sekertarisnya seperti biasanya.
kenapa diam, malu ya? tatapnya dengan genit.
aduh sayang sih pak,bapak sudah kayak guru. gumamku dalam hati.
kamu kenapa sih Fa?
masak begitu saja nggak tau, kamu tu bukan anak sekolah lagi, masak begitu saja tidak mengerti. kamu sudah dewasa, coba gemukan sedikit boddymu pasti sudah pas tuh.
aah apa lagi ini.
aku bingung dalam obrolan yang mulai berbeda dari biasanya.

dalam dilema ini aku masih mencoba bertahan, entah apa yang terjadi disekian dari aku menunggu tahun ajaran baru tahun depan aku harus menunggu 6 bulan lagi untuk dapat keluar dari penjara ini, aku cinta dengan pekerjaanku, aku mencintai orang - orang dilingkungan pekerjaanku, namun keadaan dan resiko terburuk dalam pekerjaanku yang membuat ku dilema dalam ketakutan apa yang akan terjadi dalam waktu aku menunggu sampai tahun depan itu, aku harus menghadapi orang baik yang sedang salah melihatku sebagai wanita - wanita dewasa lain, padahal aku belum mengerti apa maksudnya, yang aku mengerti adalah ia mulai tidak menghormatiku. inikah resiko menjadi seorang sekertaris, andai aku bisa sekolah mungkin aku tidak begini. yah ada sesal dalam hatiku akan takdir yang digariskan olehku.
maafkan aku ya Allah, yang belum bisa memahami maksudMu,
doaku ya Allah, jagalah aku .. aku takut pada atasanku,
ini karier yang aku sukai sekarang namun keaadaan membuat aku menyalahkan semuanya.
maafkan aku ya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar