Label

Kamis, 23 Desember 2010

Memang Cinta


''kita putus''

ooh betapa hancurnya hatiku ketika kata - kata itu keluar dari bibir manisnya, duniaku seakan runtuh hari itu. baru 1 minggu yang lalu aku menyatakan cinta hari ini ia sudah mau putus.
kemarin bertubi - tubi kata ku lemparkan padanya untuk meyakinkannya bahwa aku ingin ia menjadi pacarku, meski awalnya ia menolak

'' pacaran itu nggak ada dalam islam''

ia aku tau pacaran tidak ada dalam islam tapi bagaimana dengan perasaanku yang terlanjur sayang padanya?
apakah itu juga sebuah larangan? tidak kan?

''cinta tidak dilarang tapi wujudnya dalam pacaran itu dilarang'' katanya lagi

memang, memang benar, sudah ku buka buku dan berbagai informasi tidak ada pacaran dalam agama kita, tapi salahkah aku yang menyayangimu?
salahkan jiwa sebutan pacaran itu hanya sebatas status biar aku lega mencintaimu, biar orang tahu bahwa aku mencintaimu, aku tidak akan menyentuhmu. pacaran hanya sebuah status mengertilah berilah aku kesempatan untuk membuktikan bahwa pacaran itu tak seburuk yang kamu pikirkan.
akhirnya dengan negjuta kata - kata aku bisa meluluhkan hatinya. dan akhirnya ia mengatakan
'' iya , kita coba ya''

betapa senangnya hatiku bisa mendapatkan gadis pujaan teman - temanku karena katanya ia anti pacaran sekarang aku sudah melumpuhkan hatinya. tersirat kebanggan dalam hatiku dan haru juga bisa mencintainya, gadis manis periang itu sedang tersenyum dihadapanku..
ooh bahagianya aku, tapi kenapa tiba - tiba kenapa ia memutuskan hubungan kami,
kenapa? aku mencoba menanyakan ia malah menangis dan meninggalkan aku sendirian dengan penuh tanda tanya dihatiku.
***
setahun berlalu aku masih bisa melupakannya, aku menolak semua cinta yang ingin mengisi kekosongannya, 2 tahun berlalu aku hanya pokus pada kuliahku. namun semua tentangnya yang meninggalkanku begitu saja itu masih melekat dalam benakku. entahlah sepertinya hatiku tertutup semenjak kepergiannya. hingga 5 tahun berlalu. aku masih sendiri dalam misteri ketiadaannya yang menghilang dalam hari - hariku.
kita pusut. hanya kata terakhir itu yang ia katakan padaku. senyum manisnya membuatku tak ingin melepas semua bayangannya, aku masih penasaran dengan hatinya. padahal aku ingin dia yang menjadi teman hidupku mengarungi bahtera rumah tangga nanti. padahal hanya dia yang ku lihat jelas berada di masa depanku, yang melahirkan anak-anakku, mendidik mereka hanya ia. tapi sekarang ia tak pernah ada kabarnya.
kemana lagi ku mencari cintaku. setelah aku mendapatkannya ia pergi tanpa kabar.

sampai kini aku telah lulus kuliah dengan predikat terbaik, tapi aku masih belum bisa menepis bayangannya. aku hanya menyibukan diri dengan kerjaanku sekarang, aku tak ingin menggantikan gadis ku dimasa depan itu.

suatu hari sepulang kerja dengan raut lela,h aku pulang kerumah yang dihuni aku dan orang tuaku, saudara - saurada ku sudah tidak tinggal lagi bersama kami, karena mereka sudah berumah tangga, hanya aku satu - satunya yang belum menikah diantara saudaraku. tapi suasana sore ini nampak ramai di rumah, ku lihat wajah - wajah asing menatapku yang langsung masuk berbaur bersama mereka.
eeh ini dia baru pulang, kata mama menarik tanganku dan mengenalkan ku dengan tamu - tamunya.
dengan sedikit malas aku menyalami mereka satu persatu.
cakep ya, kata salah seorang diantara mereka ketika melihatku.
aku hanya membalas dengan seyuman dan pamit untuk segera masuk kekamar dan segera mandi, rasa lelah dan gerah dengan keadaan hati dan hidupku membuat aku menjadi orang yang tertutup dengan semua orang termasuk keluargaku sendiri.
'' maaf saya permisi, mandi'' pamitku
ia kalau sudah selesai, kesini ya. kita ngbrol - ngobrol.
aku hanya diam tidak menjawab tawaran ayah padaku.
usai membersihkan diri, aku merebahkan diri di kamarku yang menjadi saksi bisu kisah penantianku akan kehadirannya, kamarku adalah ruangan paling betah yang aku jadikan hamparan puisi, lagu dan tulisan untuknya.

Zul, keluar sebentar tamu mau pamit.
mama mengetuk pintu kamarku
'iya'
aku segera keluar kamarku dan menyalami mereka satu persatu.
siapa mereka ma, kok aku baru lihat ya?
itu teman bapak sewaktu SMA dulu, punya anak perawan loh Zul, cantik.
iya lah pak, setiap wanita kan cantik.
ya tapi yang ini beda dia juga shalihah Zul, agamanya bagus, kemarin bapak kerumahnya. anak gadisnya sopan, dan sepertinya cocok untuk menjadi istrimu.
aku sudah punya calon. jawabku memotong penjelasan ayahku.
hahaha.. calonmu mana? dari dulu selalu jawabanmu sama, ini sudah sekian kalinya kami mengenalkanmu Zul, dan ini yang terakhir, kalau memang tidak cocok ya sudahlah terserah kamu mau jadi apa. bapak bosan dengar wanita imajinasimu itu Zul,
sudahlah nak, kamu semakin tua. sampai kapan menunggu yang tak pasti. mama ikut menyela
ku lihat sosok ayah ibuku yang sudah mulai menua dengan garis kebahagian tegambar jelas, ada rasa iba saat memandang wajah mama yang mengharap aku menurutinya kali ini,
sudah berapa banyak wanita - wanita yang ditawarkan mama dan ayah untuk menjadi pendamping hidupku. aku selalu mengatakan sudah ada calon, tanpa memberi kesempatan kepada mereka untuk membantuku.
sebenarnya aku juga telah lelah dengan penantianku, mungin saja sekarang ia sudah menikah dengan pria lain yang lebih mapan dan lebih baik dari pada aku, toh 5 tahun sudah aku tidak bertemu.
ya sudah terserah saja, ucapku sambil meninggalkan mereka.
***
1 minggu berlalu, malam ini aku disuruh bersiap - siap karena malam ini aku harus ikut ke rumah gadis yang katanya akan di jodohkan untukku itu,
bukan dijodohkan Zul, kamu hanya melihatnya. setelah itu kami sebagai orang tua hanya meyerahkan kepada kalian yang punya hati. mama menjelaskan dalam perjalanan,
sampai pada sebuah rumah yang lumayan mewah, sesampai didepan pintu kami disambut ramah oleh penghuni rumah, terbesit malu saat aku mengingat ketika mereka datang kerumahku, dengan wajah ogah - ogahan aku menyambut kedatangan mereka, aku malu dengan sikap acuhku tempo hari.
sampai disebuah meja makan, saat itulah mataku bertemu dengan gadis pilihan orang tuaku, sama cantiknya dengan si dia, dan sudah ku putuskan baiknya ia saja yang menggantikan aku dengan Qhanita, gadis manis yang berada di masa depanku.
selesai makan malam suasana rumah dihangatkan dengan shalat isya berjama'ah, aku di tunjuk sebagai imam, selesai shalat. kami berkumpul di ruang tamu perbincangan hangat dan beberapa mata kami bertemu dengan gadis itu, Annisa namanya . tapi ku amati umurnya 12 tahun lebih muda dari aku. terlalu muda untukku, tapi aku sudah memutuskan untuk mengakhiri penantianku selama ini. biarlah ku turuti, toh Ridhanya Allah ada pada Ridha mereka. gumamku.

'' Assalamu'alaikum''..
seorang wanita memberi salam ditengah perbincangan kami.
wa'alaikum salam. sudah balik ta,
Dug,, wajah manis yang tak asing ku lihat sedang menatapku,
Zul....?
kok ada disini?
hah...? Qhanita? kamu?
hahaha... kamu Zul, kok bisa ada disini. ia masih mengulang pertanyaannya.
loh kalian saling kenal? tanya Anissa
ia kalian kenal? tanya mama heran.
Dag,Dig,Dug.. betapa bahagianya aku ketika melihatnya lagi, sesungging senyum manisnya kini sedang berdiri didepanku. kambali mata kami bertemu setelah sekian lama aku menantinya. kini hadirlagi. namun setelah menyadari keberadaanku disini, tersadar bahwa aku sudah bertekad melupakannya malam ini. aku pamit kekamar kecil untuk meluapkan airmataku yang tak sanggup ku bendung di hadapannya.
Ya Allah aku bahagia bisa melihatnya lagi
Ya Allah aku bahagia penantianku berujung pertemuan dengannya
tapi ia datang setelah aku ingin mengakhiri perasaanku,
Ya Allah tuntunlah aku menemukan cintaku yang dapat menuju CintaMu,
aku mencintainya, tapi aku ingin mencintaiMu ya Allah..

lama sekali dikamar mandinya Zul .. Qhanita menyapaku tanpa beban
kamu juga lama ta,..
hahaha.. aku kan baru pulang dari Malaysia Zul, jawabnya
kenapa nggak pamit ?
ya karena bagiku, nggak ada yang harus di jelaskan. kan aku pasti kembali kok Zul.
hahaha.. telat ta,
telat kenapa Zul? aku datang tepat waktu kok nih

wah-wah sepertinya kita tidak perlu mengenalkan satu sama lain lagi nih kalau sudah akrab begini. Anissa menyela pemicaraan kami.
loh, memangnya ada apa, tanyaku
hehe, kan mbak Qhanita mau di kenalin sama mas Zul, siapa tahu jodoh, kayaknya dilihat saja apa lagi akrab begini, kayaknya cocok ya, Nissa menjelaskan,
HAHAHAHAAAA.... semuanya tertawa...

ketika cinta menyapa, apa yang kubisa selain merasakannya
ketika cinta hadir, apa yang ki bisa selain menikmati keberadaannya,
ketika cinta pergi, apa yang ku bisa selain menanti kehadiannya,
ketika cinta kembali, apa yang ku bisa selain mensyukuri kehadirannya lagi
beginikah akhir dari penantianku wahai cinta??
ya Allah terima kasih.. kini ku temui lagi gadis ku

Zul, maafkan aku, kita ta'aruf yook,
aku ingin kau yang menjadi suamiku..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar